GenPI.co Jatim - Pertandingan Derbi Jatim Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10) yang terlalu malam banyak mendapatkan sorotan, selain tidak ramah untuk anak, juga rawan bagi suporter yang hendak pulang.
Sebenarnya pihak kepolisian dan Arema FC sudah mengajukan permohonan kepada operator Liga 1, PT LIB untuk mengubah jadwal pertandingan.
"Atas permintaan Kapolres Malang sudah kami mengirim permohonan perubahan jadwal kick off. Setelah itu PT LIB menjawab dan menetapkan bahwa jadwal tetap seperti sedia kala," kata Manajer Arema FC Ali Rifki, pada rekan media, Minggu (2/10)
Namun setelah ditolak, Ali Rifki mengatakan pihaknya mematuhi keputusan dari PT LIB.
"Saya sebagai manajer tim mengikuti apa yang ada, yang sudah ditetapkan karena jadwal apapun itu urusan panitia penyelenggara, PT LIB dan keamanan. Dari manajemen, mau sore, siang, kami siap bertanding. Karena tim sudah kami siapkan," katanya.
Dia mengaku, seluruh jajaran manajemen dan pemain tidak menyangka pertandingan melawan Persebaya memakan banyak korban jiwa. Apalagi, hingga kini berdasarkan data yang diterima oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyatakan ada 125 korban jiwa.
"Saya kira tim semua, pemain, syok semua. Semua tidak menginginkan ini," katanya.
Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain, salah satunya dengan melepaskan tembakan gas air mata. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News