GenPI.co Jatim - Manajemen Persebaya meminta PSSI mempersiapkan SOP baku soal pelaksanaan pertandingan untuk mencegah terulangnya tragedi pilu di Stadion kanjurahan, Malang.
Direktur Media Persebaya Nanang Priyatno mengatakan, tragedi kanjuruhan sudah sepatutnya menjadi catatan PSSI untuk melakukan perbaikan.
Apalagi kejadian itu sampai merenggut nyawa ratusan suporter Arema FC.
"Ini (tragedi Kanjuruhan, red) semoga jadi catatan bapak-bapak yang ada di federasi, semoga ada SOP yang lebih bagus," kata Nanang, Selasa (4/10).
Dia mengaku, salah satu hal yang harus dijadikan catatan, yakni pelaksanaan jam pertandingan.
Hal itu juga sebelumnya menjadi konsen Persebaya. Bukan tanpa alasan, banyak aspek yang dipertimbangkan, salah satunya keselamatan dan keamanan suporter.
"Dulu kan kick off kemalaman, terus teman-teman (suporter, red) ikut menyuarakan seperti itu (permintaan perubahan jam pertandingan, red) dan akhirnya Persebaya mainnya sore semua. Ini meminimalisir risiko," terangnya.
Di sisi lain, proses skrining penonton juga harus memiliki protap baku. Menurutnya, ini akan mencegah membludaknya penonton di dalam stadion.
"Seperti di Surabaya itu kan yang masuk ke ring 3 stadion harus bergelang macam-macam," ujarnya.
Nanang menyampaikan, skrining selama ini selalu berdasarkan kreativitas dari para klub-klub peserta kompetisi.
"Tetapi kan ini sifatnya lebih ke kreativitas, ide masing-masing tim. Tetapi gak ada aturan atau sistem yang baku," ungkapnya.
Diharapakan, proses evaluasi oleh PSSI yang diberengi dengan investigasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi di Stadion Kanjuruhan mampu memperbaiki protokol keamana pelaksanaan pertandingan.
"Semoga tragedi yang menyedihkan ini menjadikan sepak bola Indonesia lebih baik lagi," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News