GenPI.co Jatim - Konsep fashion 2021 dan 2022 sejatinya tetap saja dimana ada empat hal, yakni essensiality, exploitation, spirituality, dan exploration yang disampaikan oleh fashion desainer Nuniek Mawardi.
Menurutnya tren yang sama ini penggunaanmya dikembalikan lagi kepada para penggunanya.
"Iya 2021 dan 2022 masih sama. Nah sekarang apa yang menarik dari masyarakat pinginnya seperti apa. Silahkan memilih sendiri," kata Nuniek, Jumat (31/12).
Ke empat tema dirinci oleh Nuniek satu persatu. Tiap ketegorinya punya ciri khas yang berbeda-beda.
Seperti essensiality yakni konsep yang diterapkan dengan menyesuaikan kondisi pandemi saat ini.
Sehingga kata dia, masyarakat banyak yang memilih konsep simpel sebagai pakaian saat menjalankan kegiatan keseharian. Lantaran peralihan kegiatan seseorang di kantor menjadi di rumah atau sistem work from home (WFH).
"Jadi membuat sesuatu simple tapi tetap pantas digunakan," jelasnya.
Untuk exploitation disebutnya diibaratkan seperti keinginan seseorang untuk tampil lebih dan berjuang bebas keluar dari pandemi Covid-19.
"Penerapan baju-baju akhirnya berlebih-lebihan. Mungkin motifnya ada mix paternnya, ada motif animal print dipadu dengan geometris, dipadu dengan flora fauna, pokoknya itu heboh dan biasanya maksimalis," ujarnya.
Nuniek menerangkan exploration merupakan tema yang disimbolkan sebagai bentuk upaya menghargai suatu produk.
Inti dari tema ini adalah apresiasi pada tiap produk yang dikerjakan. Sehingga untuk pembuatan baju disebutnya tak boleh asal-asalan atau sama dengan yang lain.
Harus ada sisi berbeda yang ditonjolkan dari baju keluaran.
"Jadi ada sesuatu yang unik dijual di situ," ungkapnya.
Selanjutnya ada spirituality, lumrahnya konsep ini mengangkat batik dan tenun yang dipadukan dengan warna-warna khas.
"Warna-warnanya lebih ke senja atau autumn. Warna oranye, merah bata, biru juga termasuk seperti itu. Misalnya tenunan badui pakai warna biru mengangkat dari wastra Indonesia," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News