Jatim.GenPI.co - Banyuwangi Moslem Fashion Festival telah usai digelar pada Sabtu (23/10) di Dermaga Pantai Marina Boom.
Sebanyak 54 rancangan busana muslim modern milik sejumlah desainer asal Banyuwangi ditampilkan pada gelaran tersebut.
Salah satu desainer dari Komunitas Desainer Banyuwangi (KDB), Sanet Sabintang mengatakan, acara ini sebagai tolok ukur untuk bangkit setelah sempat vakum karena pandemi.
"Kami yang sempat vakum selama pandemi, kini saatnya harus bangkit, harus bergerak," ujar Sanet Sabintang, Sabtu (23/10).
Sanet Sabintang menampilkan 10 busana rancangannya. Enam di antaranya lebih menonjolkan kesan casual style dengan look Jepang.
Sedangkan dua lainnya yakni lebih feminim yang diperagakan oleh model nasional Zee Zee Shahab.
Sanet mengaku mengusung tema tewotsunaide dalam acara tersebut. Ia berharap tema tersebut sebagai tanda bangkitnya para desainer dari pandemi.
"Dalam bahasa Jepang artinya bergandengan tangan. Tema ini menjadi inspirasi bagi kami untuk saling bergandengan tangan kembali bangkit dari pandemi," tegasnya.
Sementara desainer Banyuwangi lainnya Isyam Syamsi mengangkat tema Arunika dalam desain yang dibawanya pada acara tersebut.
Arunika, kata Isyam, meerupakan Bahasa Jawa Kuno yang bermakna "Cahaya Matahari Pagi Sesudah Terbit". Ia berharap ini bisa menjadi lambang dari kebangkitan dari pandemi.
"Pandemi jangan membuat kita berhenti, seperti halnya sinar mentari pagi, yang terus bergerak. Karya busana saya adalah sebagai simbol agar kita jangan terlalu lama menunggu waktu yang tepat," bebernya.
Busana yang didesain Isyam kali ini lebih memiliki warna cerah. Dia memadukan warna biru dan keemasan.
"Warna-warna yang saya tampilkan menyimbolkan bahwa hari tak selamanya kelam, dan langit tak selamanya hitam," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News