Pakar Pangan Unej Beri Tips Olah Daging Kurban, Kolesterol Ambrol

10 Juli 2022 14:00

GenPI.co Jatim - Perayaan Hari Raya Iduladha identik dengan mengolah dan memakan daging sapi atau kambing. Namun, bagi penderita kolesterol tinggi harus hati-hati.  

Pakar pangan Universitas Jember atau Unej Dr Nurhayati membagikan tips makan daging yang sehat. "Saya ingin memberikan tips sehat penggempur kolesterol daging di kala asupan daging berlebih dari yang biasa dikonsumsi," ujar Nurhayati.

Biasanya, masyarakat membatasi mengonsumsi daging merah karena berbagai alasan kesehatan, mulai dari kolesterol, darah tinggi dan penyakit degeneratif lainnya.

BACA JUGA:  Daftar Obat Herbal Kolesterol, Bahannya Mudah Ditemukan

Koordinator Kelompok Riset Pangan ASUH menjelaskan, dalam daging terdapat kandungan LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein).

LDL atau lipoprotein kepadatan rendah dikenal sebagai kolesterol jahat yang bisa menempel dan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah. Penumpukan kolesterol jahat tersebut dapat mengakibatkan penyumbatan aliran darah.

BACA JUGA:  Tanda-Tanda Kolesterol Tinggi, Segera Periksa

Sementara itu, HDL atau lipoprotein kepadatan tinggi yang membawa kolesterol jahat keuar dari pembuluh darah dan kembali ke hati untuk meningkatkan kekuatan jantung.

"Jadi, keberadaan kolesterol tidak selamanya jelek dan harus dihindari, namun tetap dibutuhkan untuk kebutuhan sel termasuk aktivasi sel saraf juga memerlukan kolesterol dalam jumlah terbatas," katanya lagi.

BACA JUGA:  5 Tips Aman Makan Daging Bagi Penderita Kolesterol Tinggi

Lantas bagaimana cara mengonsumsi daging kurban untuk menjaga kesehatan?

Pertama perhatian kehalalan. Hewan kurban yang akan disembelih harus memenuhi syariat Islam, salah satunya harus sehat.

"Jika daging belum dikonsumsi segera, maka segera cermati dipilih yang bersih tanpa dicuci, dipotong sesuai selera dan dikemas ukuran sekali olah konsumsi dan segera dibekukan," katanya.

Dia menyarankan untuk memperhatikan air untuk mencuci daging. Dia menjeaskan air yang kurang bersih bisa menyebabkan kontaminasi kuman atau mikroba.

Dosen Fakultas Pertanian Unej itu juga mengatakan, meningkatkan nilai aktivitas air daging dapat mengakibatkan kerusakan daging seperti pucat akibat lisis mineral maupun hidrolisis.

"Oleh karena itu, pada saat penanganan penyembelihan harus mematuhi higienis pekerja/juru sembelih maupun sarana prasarana dan lingkungan sekitarnya," ujarnya.

Nurhayati mengingatkan, agar konsumsi daging tidak terlalu banyak, sebatas 50-70 gram per hari atau 350-500 gram per pekan. Imbangi dengan asupan pangan kaya serat, seperti sayur mayur dan buah berserat tinggi, seperti nanas, sirsak, dan lainnya.

Sayuran hijau yang bisa dipakai untuk pendamping, di antaranya, daun singkong, daun pepaya, kangkung, dan sawi.

Asupan makanan itu berfungsi untuk melancarkan pembuangan sisa cerna serta meningkatkan keasaman usus besar untuk memicu penggelontoran garam empedu.

Hal itu dapat mengurangi kolesterol darah untuk keseimbangan intake dan uptakenya. Sayuran hijau juga kaya akan klorofil yang dapat membersihkan darah dari senyawa radikal bebas.

"Untuk menggempur asupan kolesterol berlebih dari makanan dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi buah berserat dan bervitamin tinggi," katanya.

Dia juga menyarankan untuk mengonsumsi nanas. Buah ini ampuh untuk mengurangi kolesterol tinggi. Kandungan serat yang tinggi, kaya akan vitamin, serta enzim protease bromelin baik untuk tubuh.

Buah lainnya bisa pepaya, pilih yang belum begitu matang. Selain kaya serat dan vitamin, pepaya juga mengandung enzim protease papain yang bisa membantu proses pencernaan protein daging.

"Mengonsumsi daging dalam versi utuh artinya minimal proses seperti sate (tidak gosong), steak akan memberikan manfaat gizi yang lebih," katanya lagi. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM