GenPI.co Jatim - Akedemisi dan praktisi seni batik nasional, Lintu Tulistyantoro mengusulkan pendirian museum batik Jawa Timur, sebagai bentuk menjaga kelestarian batik.
"Rasanya perlu diperkenalkan batik-batik Jatim," ujarnya saat menghadiri ulasan buku berjudul Canthing Bhayangkara Bumi Jawi Wetan, di Ruang Bhinnaloka Kompleks Kantor Gubernue Jatim di Surabaya, Minggu (27/3) kemarin.
Menurutnya, saat ini menjadi tantangan adanya museum batik di Jatim karena produk-produk yang dihasilkan luar biasa.
"Batik mestinya dari Jatim. Dari sini lalu pindah dan berkembangnya di Jawa Tengah. Jadi, seharusnya ada museum batik di Jatim," ucap seniman yang juga Ketua Yayasan Komunitas Batik Jatim tersebut.
Lanjutnya, kelemahan batik Jatim, desain yang disebutnya banyak perajin otodidak sehingga diharapkan peran dekranasda dan kepala daerah se-Jatim memberikan perhatian khusus.
"Sekarang ini masih sekadar membuat desain. Makanya harus ada perhatian khusus agar tak hanya sekadar tradisi membuat itu-itu saja," katanya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku setuju dengan museum batik yang diusulkan Lintu.
"Saya setuju sekali. Pada dasarnya, kami sudah menginisiasi pusat kajian Jatim di Universitas Islam Malang (Unisma) yang baru setahun. Kami ingin meramu pengayaan dari banyak hal dan filosofi-filosofi yang sangat kuat dari 'Bumi Majapahit',” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Bhayangkari Jatim Ully Nico Afinta menyampaikan penulisan buku tersebut untuk melestarikan dan memperkenalkan batik Jatim dari 38 kabupaten/kota agar para perajin sejahtera.
"Tujuannya sederhana sebenarnya. Kami ingin memperkenalkan ke masyarakat secara luas bahwa Jatim memiliki batik yang sangat luar biasa," kata istri Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta tersebut. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News