Perajin Tempe Malang Merana, Merugi Karena Kedelai Melambung

Perajin Tempe Malang Merana, Merugi Karena Kedelai Melambung - GenPI.co JATIM
Produsen tempe di wilayah sentra industri kripik tempe sanan (M. Ubaidillah/genpi.co jatim)

GenPI.co Jatim - Perajin tempe di Kota Malang menjerit. Harga kedelai dinilai terlampau mahal.

Salah satu pelaku usaha tempe di Sentra Industri Kripik Tempe Sanan Kota Malang, Mukhlis mengaku hanya mendapatkan keuntugan sangat tipis akibat kenaikan harga kedelai tersebut.

Belum lagi ketika mengetahui harga kedelai naik pasti harga produksi juga turut naik.

BACA JUGA:  Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tempe di Surabaya Mogok Produksi

“Harga kedelai sekarang Rp11 ribu per kilogram. Nah biasanya saya produksi tempe sebanyak 15 kilogram per hari," kata Mukhlis, pada GenPI.co Jatim Selasa (22/2).

Kenaikan tersebut, kata dia membuatnya terpaksa menaikkan harga dagangannya tersebut.

BACA JUGA:  Tempe di Surabaya Mulai Hilang dari Pasaran

"Kalau normalnya tempe yang kami produksi di jual dengan harga Rp8 ribu per kilo. Tapi sekarang naik jadi kami naikkan menjadi Rp 10 ribu,” katanya.

Mukhlis mengaku omzetnya turun. Normalnya dia mampu mendapat laba Rp200 ribu sampai Rp250 ribu.

BACA JUGA:  Produsen Kripik Tempe Sanan Malang Menjerit, Omzetnya Anjlok

Namun dengan naiknya harga kedelai, ongkos produksi pun membengkak menjadi Rp170 ribu. Bahkan cenderung merugi karena terkadang Mukhlis hanya menerima Rp150 ribu per hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya