Pengamat Sebut Covid-19 Jadi Sandungan Ekonomi Jatim

03 Januari 2022 01:00

GenPI.co Jatim - Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur diproyeksikan tumbuh sekotar 5-5,8 persen pada 2022 ini. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Jawa Timur, Budi Hanoto.

Menanggapi kabar ini, pengaman ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Gigih Prihantono menyebut, proyeksi tersebut dirasa sulit terjadi lantaran masih dibayangi pandemi Covid-19.

Bahkan dirinya menyebut jika pandemi Covid-19 menjadi faktor utama yang bisa menghambat proyeksi tersebut.

BACA JUGA:  Semakin Berkibar, PT INKA Ekspor Gerbong Barang ke Selandia Baru

"Kita masih dibayangi ketidak pastian pandemi covid ini kapan berakhir," kata Gigih, Minggu (2/1).

Oleh karena itu dirinya menerangkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi harus memperhatikan sisi percepatan menurunkan angka pandemi Covid-19. Salah satunya dengan vaksinasi kepada masyarakat.

BACA JUGA:  Kabar Baik! Penumpang Kereta Api Pasti Senang

"Kan kita sudah dikisaran kalau skala nasional 71 juta. Nah ini percepatannya mulai melambat, di Jatim juga mulai melambat. Nah itu kan jadi masalah," terangnya.

"Kita masih nunggu 1-2 minggu lagi apakah akan terjadi ledakan kasus covid. Taruhlah kalau itu memang betul, maka akan banyak hal yang perlu diperhatikan oleh pemprov Jatim dan pemerintah secara keseluruhan, termasuk BI (Bank Indonesia)," imbuhnya.

BACA JUGA:  Berkah Libur Tahun Baru Bagi Hotel di Kota Batu, Hamdalah!

Kemudian, hal yang harus diperhatikan adalah soal kinerja invetasi, yakni eksport dan import masih berada di kisaranan angka 1-2 persen.

Selain itu, kepastian soal suplai pasokan barang, logistik dan makanan disebutnya harus terjaga. Pun demikian dengan perkembangan tingkat inflasi.

Sebab menurutnya, di triwulan 3 dan 4 inflasi sendiri mulai merangkak naik. Jika hal itu luput dari perhatian, maka proyeksi pertumbuhan 5-5,8 hanya menjadi hal yang semu.

"Salah satu indikatornya adalah kemacetan, karena ini kan menyababkan ekonomi biaya tinggi. Kita ketahui jalan tol nih kan mulai macet, kalau itu ingin memacu maka barang itu menjadi lebih mudah untuk jalan, arus suplai," terangnya.

Sehingga perlu ada alternative lain yang bisa memperlancar arus suplai barang kebutahan.

"Jadi alternatif itu bagimana ke arah pelabuhan itu harus ada infrasktruktur baru, jalan tol baru, jalur kereta baru cepat sampai ke pelabuhan," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM