Industri Galangan Kapal Merana, Omzet Terjun Bebas Selama Pandemi

30 Januari 2022 13:30

GenPI.co Jatim - Pandemi Covid-19 memukul sektor perkapalan. Industri galangan kapal turun hingga 30 persen per tahun.

Direktur Utama PT Adiluhung Saranasegara Indonesia Anita Puji Utami mengatakan penurunan omzet terjadi sekitar 20-30 persen pada dua tahun terakhir. 

"Pada 2020 omzet kami turun 20 persen. Tahun 2021 juga belum membaik karena sempat ada varian Delta, penurunan bisa mencapai 25-30 persen. Untuk angka belum bisa kami berikan," kata Anita, Sabtu (29/1). 

BACA JUGA:  Kapal Selam KRI Cakra-401 di Situbondo, Ternyata Lakukan ini

Penurunan tersebut, kata dia, terjadi karena banyaknya perusahaan pelayaran yang melakukan efisiensi. Dampak dari kapal-kapal tak berlayar. 

Perawatan kapal hanya dilakukan pada yang pada yang sifatnya mendesak saja. "Secara omzet sangat berpengaruh terhadap kami karena banyak kebijakan perusahaan yang terkait dengan perawatan kapal, dilakukan efisiensi," katanya. 

BACA JUGA:  Kapal Van Der Wijck Ditemukan, Bupati Yuhronur: Aset Nasional

Anita mengaku, perusahannya banyak memproduksi kapal untuk memenuhi kebutuhan pelayaran nasional, seperti feri atau pengangkut ternak. Sebelum pandemi, perusahaannya mampu memproduksi 6 hingga 10 unit kapal per tahun. Namun, pandemi nyaris tidak ada lagi kapal yang dibuat. Hanya satu sampai dua kapal saja per tahun. 

Pihaknya selaku pelaku industri galangan kapal berharap ada perhatuan dari pemerintah. Bisa dengan insentif atau program lain, tol laut atau poros maritim dunia.

BACA JUGA:  Canggihnya Kapal Pesiar Seasando Rancangan Mahasiswa ITS Surabaya

"Harapan kami, jika pemerintah memiliki program terkait kemaritiman seperti poros maritim dunia, tol laut dan sebagainya, industri galangan kapal bisa mendapatkan insentif dari program-program itu," katanya. 

Ketua Harian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur Bambang Harjo Soekartono mengatakan, insentif ini memang sangat dibutuhkan pengusaha galangan kapal. 

Beberapa yang mungkin bisa diberikan pemerintah, yakni penghapusan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sewa lahan galangan kapal dan penurunan tarif listrik.

"Perlu satu kebijakan pemerintah yang mendukung hidupnya galangan kapal itu sendiri. Seperti PNBP ini bisa dihilangkan, kemudian soal sewa lahan karena cukup besar dan seperti di China, tarif listrik lebih murah," katanya.

Dia optimistis, insentif tersebut bisa menolong industri galangan kapal yang memberikan konektivitas logistik dan pergerakan orang antar pulau. 

"Perlu ada satu perhatian khusus kepada industri strategis ini. Karena, industri ini menjamin konektivitas, logistik, termasuk penumpang antar pulau," katanya.

Bambang Harjo menyampaikan, harusnya industri galangan kapal Tanah Air bisa terus maju. Mengingat peluangnya yang cukup besar. 

Namun, justru terbalik karena beban para pelaku usaha yang terbilang cukup berat, terutama di masa pandemi.

"Saya pikir, pelaku usaha galangan kapal jumlahnya sudah banyak, ada sekitar 150 galangan di Indonesia. Tapi mereka tidak bisa berkembang dengan baik di Indonesia karena beban yang luar biasa," ujarnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM