GenPI.co Jatim - Minyak goreng curah di Kota Surabaya mulai sulit ditemukan pascapenetapan Harga Ecaran Tertinggi (HET) dari pemerintah sebesar Rp14.000.
Firman pedagang di Pasar Tambahrejo Surabaya mengatakan, stok minyak curah yang dimiliki hanyak tinggal beberapa plastik saja. Saat ini juga tengah susah didapatkan.
"Kan sekarang Rp 14.000, langkah lagi. Di agen jarang, angel goleke (susah carinya, red)," kata Firman kepada GenPI.co Jatim, Jumat (18/3).
Menurutnya, susahnya mendapatkan stok minyak goreng curah juga berpengaruh pada omzet dagangannya.
Minyak goreng kemasan jenis curah memang menjadi salah satu buruan masyarakat. Terutama bagi mereka yang punya usaha gorengan.
Dia mengaku, dari 100 persen total pendapatannya, 20 persen merupakan andil dari minyak goreng.
"Kurang untungnya, 20 persen ada itu dari minyak. Apalagi kan biasanya orang jualan gorengan kalau beli tepung juga sama minyak gorengnya, kalau gak gitu ya gak jadi gorengannya," ujarnya.
Sementara itu, Parsih pedagang di Pasar Pucang menyebut, sejak harga minyak goreng kemasan naik, masyarakat banyak yang beralih menggunakan jenis curah.
Menurutnya, beralihnya konsumsi itu dikarenakan harga minyak goreng curah masih terjangkau.
"Saya jualnya Rp17 ribu, karena ya dari sananya (agen) aku dapat Rp15 ribu. Aku ya harus ngemasi lagi, pakai plastik belum karetnya," terngnya.
Parsih mengungkapkan, kondisi pascakenaikan minyak goreng kemasan membuat harga jenis curah mulai tidak ramah ditemui.
"Di agen kadang ada, kadang gak ada," ujarnya.
Dirinya mengaku untuk mendapatkan minyak goreng curah juga butuh perjuangan. Sebab, jika telat sedikit saja kesempatan akan hilang.
"Antrenya berjalam-jam, kaki ini rasanya capek sekali," ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News