GenPI.co Jatim - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan komitmen untuk mendukung perkembangan bisnis pasar modal.
BRI berinisiatif menggelar acara Business Gathering Pasar Modal “Recover Stronger with BRI: One Stop Financial Solution for Securities Companies” pada 16 Maret 2022.
Perusahaan plat merah itu yakin pasar modal di Indonesia terus membaik, mengingat selama 2021 menunjukkan tren yang stabil.
“BRI menghadirkan business gathering pasar modal untuk meningkatkan sinergi antara perseroan dengan perusahaan efek," ujar Direktur Bisnis Wholesale & Kelembagaan BRI Agus Noorsanto.
Dia mengatakan, gathering tersebut bertujuan untuk meningkatkan solusi keuangan dan dukungan sistem ekosistem pasar modal bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Agus berharap, acara seperti ini berlanjut dengan perusahaan lain yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara itu, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan, komitmen untuk berinovasi guna memudahkan layanan bagi investor ritel menanamkan modal menggunakan RDN (Rekening Dana Nasabah) BRI.
“Upaya ini merupakan wujud nyata BRI dalam menjalankan fungsi financial inclusion yang terarah dan terukur sehingga kepercayaan masyarakat dapat terus tumbuh untuk menggunakan produk dan layanan keuangan, khususnya di bidang pasar modal,” katanya.
Hal tersebut juga sejalan dengan key message yang ingin disampaikan dalam Presidensi G20 tahun ini, yakni financial inclusion.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada pertumbuhan jumlah investor hingga 92,99 persen year-on-year (yoy) dari 3,88 juta pada akhir 2020 menjadi 7,48 juta pada akhir 2021.
Pertumbuhan jumlah investor itu pun berbanding lurus dengan penghimpunan dana di pasar modal yang melesat 206 persen yoy.
Acara gathering tersebut dihadiri oleh Direktur Bisnis Wholesale & Kelembagaan BRI Agus Noorsanto, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani, SEVP Treasury & Global Services Achmad Royadi.
Lalu Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A Otoritas Jasa Keuangan Luthfy Zain Fuady, dan 25 perusahaan efek. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News