Wow! Eri Cahyadi Panen 1,25 Ton Ikan Bandeng di Mangrove Wonorejo

12 Maret 2021 16:00

Jatim.GenPI.co - Ikan bandeng hasil budidaya tambak seluas 1 hektar berhasil dipanen sebanyak 1,25 ton dan ada juga udang vaname melalui penerapan sistem silvofischer.

Sistem silvofischery ini diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sendiri, yakni dengan menggabungkan antara sektor perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan mangrove.

BACA JUGA: IOI Bertemu Menkop UMKM Bahas Sektor Koperasi dan UKM

"Kita tanam itu 2 rean. Kalau 1 rean sekitar 5.000 (ekor ikan) berarti 2 rean 10 ribu ekor. Kalau tingkat kematiannya sekitar 10 persen, maka tinggal 7.500 ekor atau 1,2 ton. Kalau lahan tambak yang digunakan ini sekitar 800 sampai 1 hektar, merupakan aset pemkot," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang dilansir dari website Surabaya.go.id.

Menurut Herlambang, budidaya perikanan tak hanya dilakukan pemkot di lokasi tersebut. Sebab ke depan, aset-aset pemkot lain yang sudah terdata, baik berupa tambak maupun lahan pertanian, bakal dimanfaatkan untuk membantu perekonomian warga.

"Nanti kita identifikasi yang berupa tambak. Sebagian nanti ada mangrove, sebagian ada tambak yang memanfaatkan warga. Jadi warga budidaya dan hasilnya bisa dijual untuk membantu perekonomian di situ," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan seluruh aset Pemkot Surabaya yang selama ini tidak dimanfaatkan atau dijaga.

Aset ini akan difungsikan untuk kepentingan masyarakat, terlebih di tengah pandemi Covid-19 banyak warga yang mengalami PHK dan membutuhkan Pekerjaan.

"Karena itu tanah aset pemerintah kota kita manfaatkan. Kalau itu berupa tambak, kita berikan benih yang mengerjakan masyarakat dan hasilnya diambil masyarakat," kata Cak Eri di sela kegiatan panen bandeng di Mangrove Wonorejo Surabaya, Jum'at (12/3) dilansir dari website Surabaya.go.id.

Hal yang sama bakal diterapkan pemkot apabila tanah aset tersebut berupa lahan pertanian.

Pemkot akan mempercayakan kepada warga tanah tersebut agar dapat dikelola untuk lahan pertanian. Tentunya hal ini dilakukan untuk menunjang perekonomian warga sekitar.

"Walaupun tanahnya itu bukan tambak, kita manfaatkan untuk padi dan tanaman lainnya. Fainsya Allah intinya satu, seluruh aset pemerintah kota kita gunakan maksimal bagaimana untuk menunjang perekonomian warga," kata dia.

Saat ini, pihaknya mengaku sedang melakukan pendataan seluruh aset tanah yang dimiliki Pemkot Surabaya.

Rencananya dalam dua minggu ke depan selesai pendataan dan tanah aset bisa digunakan.

"Insya Allah dua minggu ke depan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," jelasnya.

Tak hanya itu, pria yang pernah menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengungkapkan, saat ini Dinas Sosial (Dinsos) bekerjasama dengan Camat, Lurah dan RT/RW sedang melakukan pendataan kepada seluruh warga Surabaya.

Pendataan ini dilakukan untuk mengetahui berapa pendapatan pada setiap keluarga.

BACA JUGA: Pertamina Jalin Kerjasama dengan Abu Dhabi Soal Pasokan Elpiji

Nantinya, bagi warga Surabaya yang pendapatannya masih di bawah UMK (upah minimum kota), pemkot akan memberikan intervensi baik berupa lapangan kerja maupun pemberdayaan ekonomi usaha.

"Saya juga mohon bantuan kepada lurah dan camat, kami mohon dibantu agar pemerintah kota tahu siap warganya yang benar-benar membutuhkan, yang benar-benar warganya ini pendapatannya di bawah UMK," pesan dia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM