Jokowi Justru Tak Mau Porang Diserahkan Semua ke Jepang atau Cina

20 Agustus 2021 05:00

Jatim.GenPI.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan berdialog dengan petani porang saat melakukan kunjungan kerja di Madiun, Kamis (19/8). 

Jokowi menyempatkan mendengar kisah para petani muda di Madiun. Yoyok salah satunya, ia mengatakan banyak pemuda di desanya mulai tertarik budi daya porang. 

BACA JUGA: Jokowi Beri Syarat Khusus Sekolah Bisa Kembali Gelar Tatap Muka

"Kalau zaman dulu lulus sekolah cari kerja di kota. Kalau sekarang tidak Pak, lulus sekolah jadi petani porang, tiga tahun berjuang bertani porang, setelah tiga tahun bawa pulang mobil," ujar Yoyok. 

BACA JUGA:  Porang Jadi Primadona, Bisa Datangkan Devisa

Dia sudah menggeluti porang sejak Tahun 2010. Luas lahannya pun saat ini sudah mencapai 0,3 hektar. 

"Alhamdulillah (tahun) 2020 Pak Menteri sudah melepas varietas Madiun 1 dan penangkarnya kami semua, Pak," katanya. 

BACA JUGA:  Sudah Panen, Omzet Ekspor Porang Miliaran!

Presiden Jokowi menilai porang merupakan salah satu produk yang menjanjikan dan memiliki masa depan cerah. 

Namun, dirinya meminta para petani muda juga mengembangkan pascapanen. 

BACA JUGA:  Porang Mendunia, Kementan Siap Kembangkan Industrinya di Madiun

Jokowi mendorong untuk mengolahnya menjadi barang jadi, seperti yang dilakukan PT Asia Prima Konjac yakni kripik. 

"Saya kira proses-proses seperti itu yang pemerintah inginkan. Jangan sampai nanti yang mengolah itu di Jepang, atau di Cina, atau di Korea Selatan, atau di Eropa, nggak. Kita harus mengolah sendiri," tegasnya. 

Menurutnya, hilirisasi porang diperlukan. Ada industri yang mengolah pascapanen. Dengan begitu seluruh produksi umbi porang ini berada di dalam negeri. 

Pemerintah, kata Jokowi, berkeinginan membangun ekosistem yang saling menguntungkan. Masyarakat untung, lingkungan sekitar juga dapat terjaga dengan baik. 

BACA JUGA: Peneliti Vaksin Merah Putih Girang PT BIOS Dapat Sertifikat BPOM

Ia berharap dengan porang ini masyarakat di sekitar Perhutani yang tidak sejahtera tidak lagi melakukan penebangan hutan. 

"Kalau ini nanti bisa betul-betul masif berkembang di seluruh wilayah Jawa atau di luar Jawa, saya kira akan betul-betul mengurangi masyarakat kita untuk merambah atau merusak hutan," ungkapnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM