GenPI.co Jatim - Kopi dan kakao produksi Malang Raya masih kurang diminati masyarakat. Konsumsi kedua komoditas tersebut masih terbilang rendah.
Padahal, kualitas kopi dan kakao dari Malang tidak kalah dengan produk luar negeri.
"Menurut informasi dari Dinas Perkebunan Jatim sebagai penyelenggara acara, baru 20 persen dari masyarakat yang mengonsumsi kopi maupun kakao lokal,' ujar Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono disela kunjungannya ke Gebyar Kopi dan Kakao Jawa Timur di Malang, Sabtu (11/12).
Dibanding tingkat konsumsi merek kopi dan kakao, jumlah itu masih sangat kecil. "Mereka yang minum dari brand luar mencapai 40 persen. Ini kan ironis," kata dia.
Ia pun mengajakan masyarakat untuk mengonsumsi kopi dan kakao dari hasil petani lokal.
Karena dengan itu, kata dia, bisa meningkatkan nilai jual produk yang menguntungkan bagi para petani.
"Mulai sekarang, mari kita konsumsi kopi dan kakao kita sendiri. Jadi untuk masyarakat pecinta kopi, mulai dari anak muda sampai orang tua, berhentilah minum kopi dari luar (negeri)" kata Heru.
Pihaknya berharap dengan menguasai pasar dapat memperbaiki kesejahteraan petani. "Mudah-mudahan, kita bisa membangkitkan industri kopi dan kakao kita dalam waktu dekat," terangnya.
Heru mengaku telah menginstruksikan kepada seluruh dinas terkait di lingkungan Pemprov Jatim untuk menaikkan mutu kopi serta strategi marketing untuk kopi dan kako.
"Saya minta tolong untuk sinergi dan kolaborasinya dengan pihak-pihak terkait untuk memaksimalkan pelatihan. Mungkin bisa diajarkan cara menjual memakai sachet ataupun variasi rasa. Kan ada target marketnya sendiri-sendiri," tuturnya.
Heru mengatakan, bahwa mengkonsumsi produk lokal merupakan bagian dari wujud cinta negara, terhadap produk lokal juga harus ditingkatkan
"Kalau cinta Indonesia, kalau cinta Jawa Timur, berhenti minum kopi atau kakao dari luar. Kalau perlu, setiap kali ke mall, jangan minum kopi di sana. Bawa sendiri dengan Tumblr yang ada logo lokalnya," kata dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News