Mencicipi Hidangan Daging Sapi Australia, Bikin Ngiler

15 Februari 2022 15:30

GenPI.co Jatim - Meat and Livestock Australian (MLA) bersama Westin Hotel membuka jamuan makan malam saat momen valentine, Senin (14/2)

Jamuan makan malam yang disiapkan, spesial dalam rangka hari kasih sayang adalah daging sapi Australia, terdiri enam sajian menu.

Chef Chandra Yudaswara mengatakan, penggunaan daging sapi Australia kali ini dimakudkan untuk memberi tambahan refrensi baru, tentang beberapa potongan daging yang bisa dijadikan untuk membuat suatu menu hidangan.

BACA JUGA:  Es Puter Barokah Surabaya, Banyak Varian Buah, Segarkan Mulut

"Highlight nya tentang Australian beef," kata Chandra usai acara.

Di sisi lain, menu hidangan makan malam ini juga dijadikan sarana mengkampanyekan mapping atau peta pembagian daging yang terdapat pada struktur tubuh sapi. Termasuk treatmen saat akan melakukan pengolahan.

BACA JUGA:  Rekomendasi Kafe Suasana Gunung di Pasuruan, Cocok Buat Healing

"Daging itu kan ada mappingnya, bagian atas lebih lembut, bagian tengah harus ada treatment, bagian bawah butuh proses mediatornya air atau liquid, itu yang ingin kita highlight," terangnya.

Ditanya perbedaan daging sapi lokal dan sapi Australia Chandra menyebut, hal itu terletak pada rentetan proses, mulai pemotongan dipeternakan, pengemasan, dan kebersihannya saat sampai di tangan pembeli.

BACA JUGA:  Kedai Ketan Punel Sajikan Menu Khas Valentine, Unik Bentuknya!

Hal itu yang akhirnya mempengaruhi kualitas daging sapi Australian. Tingkat kelembutan daging asal Australia juga berbeda jika dibandingkan dengan daging sapi lokal.

"Kalau lokal kan treatmennya di pasar digantung, room temperature kan sudah salah. Nah, room temperatur kita gak kaya di eropa yang dingin. Jadi sudah teroksidasi, risiko," terangnya.

"Kalau Australian (beef) kan dia dari di potongnya, packagingnya, keeping storage nya benar-benar safety dan halal juga," lanjutnya.

Seperti pada menu appetizer contohnya, terdapat perpaduan antara sea urchin dan Australian flank wagyu 7+ on shrimp dan crab vsop bisque risotto.

"Jadi memang appetizernya itu kita kombinasi risotto sama flank. Sebetulnya yang disajikan hari ini itu bagian oyster blade. Jadi, itu bagian yang dekat dengan tanderloin," ujarnya.

Karakter oyster blade disebut punya kesulitan tersendiri, lantaran bentuknya yang tidak lurus atau sejajar, sama seperti tanderloin.

"Jadi, dia (oyster blade) itu ada pertemuan daging, terus ada silver skin di (bagian) middle (tengah, red)," ujarnya.

Chandra menyebut, daging pada bagian tersebut sengaja disajikan untuk mengedukasi bahwa beberapa bagian sapi selain tanderloin dan sirloin bisa digunakan sebagi steak.

"Nah, itu sebenarnya yang mau saya highlight hari ini, itu alternatif membuat steak tanpa menggunakan tanderloin," jelasnya.

Sementara itu, Chief Representative MLA Indonesia Valeska menerangkan, kualitas daging sapi Australia sudah dijaga secara konsisten, sejak proses di peternakan hingga ke tempat pemotongan.

"Jadi, sangat konsisten. Misalnya, bagian (daging) ini dengan potongan seperti ini dan sampai minggu depan tetap sama serta sesuai ekspektasi," jelasnya.

Di Surabaya, kaya Veleska, daging sapi Australia sudah banyak ditemui di toko-toko ritel moderen. "Jadi, memang lebih ke premium (kualitas) cutting (potongan, red) nya dan dengan beli di toko-toko terpercaya bisa menadapatkan daging sapi dengan tamperatur terjaga. Jadi, kualitasnya terjaga," ungkapnya.

Valeska menambahkan, pihaknya juga bekerjasama dengan beberapa hotel untuk memperkenalkan kualitas daging sapi Australian kepada masyarakat. Salah satunya, yakni seperti yang diterakan di Westin Hotel saat dan sekaligus menyemarakkan perayaan valentine.

"Kali ini memang mengambil tema valentine days dinner, tetapi bisa juga (dilakukan) sabtu-minggu atau momen lainnya," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM