Toko Kue Madjoe, Pertahankan Resep Keluarga Sejak 1930

04 Desember 2021 10:00

GenPI.co Jatim - Membahas kuliner di Kota Malang seakan tidak ada habisnya. Di sana ada salah satu toko kue yang legendaris dan sudah berdiri hampir satu abad lamanya.

Toko Kue Madjoe namanya, berdiri sejak 1930 di Jalan Pasar Besar nomor 30-B, Kota Malang.

Toko ini menjual kue kering yang resepnya dipertahankan dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:  Tak Hanya Sate, 5 Makanan Khas Madura ini Menggoyang Lidah

Saat ini, toko kue Madjoe dikelola oleh generasi kelima bernama Cornelia Feliciana. Dia menjelaskan jenis kue yang diproduksi berjumlah 25 jenis.

"Semua kue kering ini kami buat sendiri, semua homemade. Untuk produksinya tergantung jenis kue yang habis, karena kue yang kami buat bisa bertahan hingga dua bulan lamanya," ucap Cornelia.

BACA JUGA:  Daftar Kuliner Kaki 5 di Surabaya, Wajib Dicoba

Lanjutnya, resep kue kering terus dipertahankan yang bertujuan cita rasanya tidak berubah dan tetap dinikmati oleh para pelanggan.

“Kebanyakan para konsumen yang kesini itu selalu turun temurun, bahkan jika ada anaknya kesini itu sering bilang kalau mereka pernah datang bersama dengan orang tuanya. Memori itulah yang menjadi daya tarik para konsumen,” tuturnya.

BACA JUGA:  Nasi Jagung Pegirian, Kenyang Tak Buat Kantong Jebol

Sedangkan untuk jenis kue yang selama ini sering menjadi primadona pelanggan adalah jan hagel, pindakoeken, kaasstengels, boterkoek, banket, dan ransis.

Nama kue tersebut terdengar asing, lantaran diadaptasi resep dari Belanda.

Meski asing, Cornelia sering menyebut beberapa kue dengan nama yang lebih mudah dihafal. Jan hagel misalnya, dia menyebutnya dengan ‘yanahel’. Pannekoeken dia sebut kue kacang atau boterkoek yang disebut kue kering aneka bentuk. Disebut begitu karena kue ini dicetak dengan cetakan khusus buatan sendiri.

“Semua kue itu tergantung dengan selera para pelanggan mau yang seperti apa,” katanya.

Harga kue di Toko Madjoe cukup beraneka ragam mulai dibanderol sekitar Rp 150 ribu per kilogram hingga yang paling mahal adalah kue kaastengels, per kilogramnya dijual seharga Rp 250 ribu.

“Semua makanan ini, ditaruh dalam toples kaca. Alasannya, karena toples kaca membuat kue lebih kedap udara dan membuat kualitas kue tetap renyah. Toples-toples ini juga ada yang dari Jerman dan Belanda. Sudah sejak lama kami menggunakan ini,” tambahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM