Hampir Setengah Abad, Toko Madjoe Tak Khawatir Pelanggan Lari

05 Desember 2021 11:30

GenPI.co Jatim - Jalan-jalan di wilayah Pasar Besar memang mengundang banyak kenangan, apalagi di wilayah tersebut merupakan saksi bisu umur dari Kota Malang.

Pasalnya, di wilayah selatan Kota Malang ini terdapat banyak toko dengan nuansa lawas yang masih terawat.

Salah satunya adalah toko Madjoe yang sudah berdiri sejak 1930. Toko tersebut merupakan salah satu toko kue kering yang tetap eksis hingga sekarang ditengah gempuran toko modern.

BACA JUGA:  Daftar dan Harga Hotel Dekat Cirmory Prigen Pasuruan

Sebaliknya, Toko Madjoe semakin dikenal oleh pelanggannya dari beragam usia karena keunikan kuenya yang bercita rata era zaman kolonial Belanda.

Salah satu pengelola toko kue Madjoe dari generasi kelima Cornelia Feliciana mengatakan bahwa jika toko Madjoe ini dikelola secara turun temurun oleh buyutnya bernama The Bian Liep pada 1930.

BACA JUGA:  Nasi Jagung Pegirian, Kenyang Tak Buat Kantong Jebol

Pada awalnya, toko ini hanya menyediakan jenis kue kering namun sering berjalannya dengan waktu varian kue semakin banyak.

“Untuk saat ini toko Madjoe memang dikelola oleh Nenek saya yang merupakan generasi ketiga dan keempat. Ini juga dibantu dengan para saudaranya,” ucap Cornelia.

BACA JUGA:  Toko Kue Madjoe, Pertahankan Resep Keluarga Sejak 1930

Meski saat ini era digitalisasi sudah merambah di seluruh industri, Cornelia malah tidak khawatir dengan penurunan pelanggan.

Bahkan, menurutnya semenjak pandemi para pelanggan setia toko Madjoe tetap saja berdatangan untuk memesan beberapa jenis kue kering.

“Kalau mereka kesini selalu keingat kalau pernah kesini diajak oleh Mamanya, neneknya, atau kerabatnya. Jadi ada sisi nostalgianya,” tuturnya.

Bahkan, semenjak pandemi ini dia menuturkan jika toko Madjoe tetap bisa berjualan dan bertahan meski daya beli konsumen menurun.

Tapi beruntung, dengan adanya pelanggan setia dan musim lebaran dan musim natal yang bisa membuat toko kue kering era Belanda ini bertahan.

“Selama musim lebaran dan Natal pastinya kamu produksi setiap hari. Dan itu bisa lebih dari 50 persen dari produksi normalnya,” katanya.

Untuk menyiasati penurunan pelanggan, Cornelia mengaku pemasaran secara digital sudah dilakukan olehnya. Namun, karena terhalang dirinya masih sekolah maka tidak bisa fokus untuk mengelola pemasaran secara online.

“Kami juga ada instagram @toko_madjoe, dan para pembeli juga bisa order melalui ojek online,” tambahnya.

Harga kue kering yang ada di toko Madjoe cukup beraneka ragam, mulai dari harga Rp 150.000 hingga Rp 200.000 perkilonya. Seluruh kue ini juga di produksi dengan resep turun temurun era Belanda sehingga, cita rasa yang dimiliki kue toko Madjoe tetap sama seperti pertama kali didirikan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM