Kue Keranjang, Makanan Wajib Saat Imlek, Manis

01 Februari 2022 12:30

GenPI.co Jatim - Kue keranjang atau Nian Gao dan bisa juga disebut Ti Kwe menjadi hidangan wajib setiap perayaan Tahun Baru Imlek.

Kue keranjang memiliki bentuk, warna, rasa, dan tekstur yang mirip dodol, maka dari itu ada yang menyebutkan dodol China.

Momen Tahun Baru Imlek seperti ini, Kue Keranjang banyak ditemui di Kota Malang.

BACA JUGA:  Jelang Imlek, Intip Persiapan Lampion di Istal Kuda Tambak Bayan

Kue keranjang melambangkan harapan keluarga yang selalu bersatu dan rukun, sehingga siapapun yang makan kue diharapkan menjadi lebih baik dan manis dalam tutur katanya.

Kue keranjang biasanya disajikan tinggi bertingkat, disusun mulai dari yang lebih besar hingga semakin kecil yang memiliki makna peningkatan rezeki atau kemakmuran.

BACA JUGA:  Covid-19 Meroket, Live Music Kayutangan Heritage Malang Disetop

Selain itu, kue keranjang juga digunakan sebagai sesaji dalam sembahyang kepada leluhur. Selama menjadi sesaji, kue keranjang tidak dimakan sampai perayaan Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.

Salah satu penjual toko kue keranjang yang ada di Kota Malang Sari, mengatakan jika penjualan kue keranjang hanya dilakukan pada saat perayaan Imlek.

BACA JUGA:  Pengumuman Alun-alun Surabaya Tutup Sementara

“Kira-kira sejak dua minggu lalu sudah banyak yang cari. Sekarang bentuknya tidak hanya bulat, ada juga yang dicetak bentuk ikan seperti ini. Tapi yang favorit ya bentuk biasa (bulat),” ungkap Sari, salah satu karyawan toko swalayan yang menjual kue keranjang di Kota Malang, Senin (31/1).

Sementara itu, salah satu warga Malang keturunan Tionghoa, Liana mengaku sebelumnya sudah membeli kebutuhan Imlek-nya. “Kalau untuk pribadi saya sudah beli minggu lalu, sekarang beli lagi untuk dikasih ke saudara dan teman,” tutur Liana.

Liana juga mengatakan, selain untuk sesaji sembahyang, kue keranjang biasanya juga untuk hantaran atau oleh-oleh saat perayaan Imlek.

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula merah yang dicampur air, setelah itu diaduk hingga kental, lalu dicetak dan dikukus.

Nah, untuk mengkonsumsinya, kue ini bisa dipotong menjadi lebih kecil lalu digoreng dengan tepung atau dikukus lagi, atau bisa juga langsung dimakan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM