Chinese Knot Syarat Makna, Salah Satunya Soal Peruntungan

01 Februari 2022 19:00

GenPI.co Jatim - Chinese knot merupakan seni membuat simpul yang biasa digunakan sebagai dekorasi rumah.

Teknik ini sudah turun temurun dipelajari dan sudah mengakar menjadi budaya. Banyak yang mengaitkannya dengan keberuntungan.

"Setiap simpul punya simbol dan artinya," kata Dosen Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif (FHIK), Prodi Bahasa Mandarin Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya Alpin Gadman kepada GenPI.co Jatim, Selasa (1/2).

BACA JUGA:  Imlek 2022, Ekonomi Diprediksi Membaik di Tahun Macan Air

Tahun Baru Imlek bentuk ornamen yang dihasilkan dari simpul tali berwujud bujur sangkar.

Simbol tersebut punya makna keberuntungan. Warna tali yang digunakan, yakni merah dan kuning.

BACA JUGA:  Mahasiswa UK Petra Gelar Pameran Ornamen Imlek Bertajuk Luminous

"Kalau bujur sangkar itu tadi sepanjang tahun karena perlambang hoki itu tadi," terangnya.

Jumlah tali yang digunakan untuk membuat sebuah ornamen dengan simpul disesuaikan dengan ukuran karya masing-masing.

BACA JUGA:  Tak Asal, Ternyata Kaligrafi China di Imlek Punya Makna Istimewa

Jika ukuran ornamen semakin besar, semakin banyak tali yang digunakan.

"Kalau kecil cuma membutuhkan empat, tapi kalau (ukurannya) lebih besar butuh lebih banyak (tali) lagi," jelasnya.

Sementara itu, Princesia Sofie Wijaya salah seorang mahasiswi Prodi Bahasa Mandarin menjelaskan, proses pembuatan diawali dengan pembuatan simpul utama terlebih dahulu dan tali akan diukur 60 cm.

Ukuran 60 cm itu kemudian akan diambil sisi tengahnya, lalu dibuat sebuah simpul.

"Tak boleh terlalu jauh dan tak boleh terlalu dekat juga dari pembagiannya ini," ujarnya.

Setiap simpul bisa memadukan antara satu warna dengan warna yang lainnya.

"Kalau mau warnanya diganti-ganti bisa di selang-seling gitu, untuk yang pertama saya pakai yang merah terus yang kedua pakai kuning dua kali lalu pakai emas satu kali," ungkapnya.

Pembuatan simpul tak ada perbedaan seperti pada umumnya. Tali diputar ke arah belakang, kemudian ditarik ke depan.

"Kami tarik lagi harus ditekan biar simpulnya padat, biar gak senggang," imbuhnya.

Prencesia menyebut, kesulitan pembuatan ornamen terjadi pada saat proses perapatan antar simpul untuk mencegah adanya kerenggangan.

"Kadang kami lupa harus melakukan simpul ke atas apa ke bawah. Jadi, harus konsentrasi," ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM