Fakta Kelenteng Cokelat Surabaya, Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

12 Maret 2022 00:00

GenPI.co Jatim - Surabaya dikenal memiliki sejumlah bangunan tua penuh sejarah, mulai bangunan milik pribadi, milik pemerintah, hingga tempat ibadah.

Nah, berbicara mengenai tempat ibadah, di Surabaya yang sudah berdiri sejak era kolonial.

Nama tempat ibadah itu adalah Kelenteng Hok an Kiong atau akrab dikenal dengan nama Kelenteng Cokelat.

BACA JUGA:  Intip Proses Restorasi Piringan Hitam, Wajib Hati-Hati

Dinamakan Kelenteng Cokelat, karena memang lokasi tempat ibadah umat Tridharma ini berada di Jalan Cokelat.

Mengutip Instagram @surabayasparkling, berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai Kelenteng Cokelat.

BACA JUGA:  Jaran Pegon, Perpaduan Kesenian dan Mistis Asal Pacitan

1. Kelenteng tertua

Tempat Ibadah yang juga dikenal dengan sebutan Kelenteng Sukhaloka ini merupakan satu di antara kelenteng tua di Surabaya.

BACA JUGA:  Jawab Kabar Hubungan dengan Denny Caknan, Happy Asmara: Doakan

2. Berdiri 1820

Bangunan Kelenteng Cokelat diperkirakan sudah berdiri sekitar 1820-an di sebuah lapangan rumput oleh Hok Kian Kong Tik Soe (yaitu sebuah perkumpulan pendatang Tionghoa dari Provinsi Hokkian).

3. Pekerja langsung dari Tiongkok

Konon, ketika proses pembangunan Kelenteng Cokelat, para pekerjanya langsung didatangkan dari Tiongkok, lengkap dengan bahan-bahan yang diperlukan.

4. Sebagai tempat istirahat ABK

Menariknya, sebelum banguna kelenteng berdiri, awal mulanya sebagai tempat istirahat sementara para anak buah kapal tongkang dari Tiongkok yang ke Surabaya untuk berdagang.

5. Tempat Ibadah umat Tridharma

Kelenteng yang berlokasi di Jalan Coklat Surabaya itu merupakan tempat ibadah umat Tridharma (Buddha Gautama, Khonghucu dan Thaisme) dari awal mula dibangun hingga kini. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM