Megengan di Madiun, Makna Sebuah Tradisi

12 April 2021 07:00

Jatim.GenPI.co - Megengan merupakan tradisi yang digelar menyambut Ramadan. Di Madiun budaya ini diselenggarakan dengan cara bertukar berkat keduri. 

Biasanya, tradisi ini dilakukan selepas Salat Isya di masing-masing masjid atau musala. 

BACA JUGA: Pasrah Kersane Gusti, Klip Video Termahal Cak Sodiq New Monata

Setiap keluarga membawa berkat untuk kenduri ke musalah atau masjid tersebut. Setelah Salat Isya itulah dilakukan tukar berkat kenduri tersebut. 

Takmir Musala Al-Amin Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Sasomo mengatakan, megengan ini selalu dilakukan sebelum Ramadan. 

"Megengan ini merupakan tradisi jelang bulan Ramadhan. Dalam megengan itu, selain melantunkan bacaan ayat-ayat suci Al Quran, juga menukarkan berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing kepala keluarga," ujarnya, Minggu (11/4). 

Dalam berkat tersebut ada satu kue yang wajib disertkan yakni apem. Hanya saja, beberapa dekade terakhir sudah sangat jarang yang menyertakan kue apem. "Yang terpenting adalah niatnya," kata dia.

Sasomo mengungkapkan, tujuan megengan yakni bersyukur atas berkah Bulan Ramadan. 

Dalam trandisi ini juga terselip doa mohon perlindungan kepada tuhan untuk dilancarkan dalam menjalankan ibadah puasa dan semua urusan keluarga. 

Makna tersirat dari megengan ini juga sebagai mempererat hubungan silaturahim antara sesama umat manusia. 

BACA JUGA: Cak Sodiq Main ke Bromo, Bawa Drone dan Bikin Video Klip

Di samping megengan, tradisi lain menjelang Ramadan yang masih lestari di Kota Madiun adalah ziarah kubur ke makam leluhur. 

Saat berziarah, warga membawa bunga mawar untuk ditabur di pusara. Makam-makam leluhur juga dibersihkan dari rerumputan dan dedaunan. Tujuan mendoakan keluarga yang sudah meninggal. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM