GenPI.co Jatim - Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menjelaskan apa saja keuntungan yang bakal didapatkan daerahnya, apabila reog diakui UNESCO.
Apabila pengusulan Reog Ponorogo melalui Pemkab Ponorogo kepada Kemdikbud dan dari Indonesia oleh Kemdikbud ke UNESCO berhasil dan sah masuk daftar Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Tak Benda (WBtB) UNESCO, adalah hilangnya klaim negara lain.
Ya, negara lain secara otomatis tidak bisa asal klaim, bahwa reog merupakan seni budayanya.
"Kalau sudah diakui UNESCO, maka tidak akan ada cerita reog diakui sebagai milik siapapun atau negara manapun," jelasnya dikutip dari situs resmi Pemkab Ponorogo, Senin (21/3).
Menurutnya, reog tetap boleh dikembangkan di manapun. "Justru yang di Amerika saya dorong, di Jepang saya dorong, di mana saja saya dorong. Tetapi tetap harus reog Ponorogo dan khas Ponorogo,” kata Kang Bupati Sugiri, sapaan akrab bupati Ponorogo itu.
Keuntungan lainnya menurut Kang Giri, apabila Reog Ponorogo diakui UNESCO adalah turunannya yang semakin dikenal warga mancanegara.
“Hal ini akan mengundang wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang ke Ponorogo. Sehingga, pariwisata akan hidup. Mereka yang mencari hidup, menggantungkan ekonomi dari pariwisata akan hidup,” ulasnya.
Lanjutnya, ekonomi akan tumbuh karena adanya peningkatan aktivitas di bidang pariwisata, seperti perajin reog, pembuat cinderamata reog, UMKM bidang wisata dan sejenisnya.
Tak hanya itu saja, Kang Giri juga menjelaskan, pemain reog bakal terkena imbasnya karena banyak tanggapan untuk pentas.
Peminat reog sebagai seni untuk dipelajari juga akan meningkat. Regenerasi reog juga akan makin lancar.
“Dan ini adalah bentuk dari penghargaan kita, ketakziman kita, terhadap warisan budaya leluhur yang adiluhung ini. Kita mengakui karyanya (nenek moyang) dan mengangkat setinggi-tingginya (hingga ke dunia). Ini juga agar kita menjadi manusia yang beradab,” pungkas Kang Bupati Sugiri. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News