Mengenal Tradisi Biibih Ramadan di Bondowoso yang Nyaris Punah

04 Mei 2021 18:00

Jatim.GenPI.co - Ramadan memasuki 10 hari terakhir. Artinya sudah mulai memasuki malam Lailatul Qodar. 

Di daerah Bondowoso, ada sebuah tradisi yaang dilakuakan ada sepuluh malam terakhir Ramadan. Warga menyebutnya sebagai Bi'ibih. Sebuah tradisi membagikan makanan ke tetangga. 

BACA JUGA: Log Zhelebour Bakal Buat Gebrakan Jika Konser Diizinkan

Biasanya, Nasi Bi'ibih berisikan lauk bermacam. Tergantung selera sang pembuat. 

Umumnya selalu ada serundeng dari kelapa yang disangrai hingga kering. Tetapi ada yang memberinya telur dan sambal goreng tempe. 

Kemudia nasi dan lauk itu dibungkus menggunakan daun pisang. Setiap rumah membuat tujuh nasi untuk dibagikan ke tetangga. 

Nama Bi'ibih sendiri memiliki makna sendiri. Beberapa sumber menyebutkan, masyarakat Bondowoso melaksanakan tradisi Bi'ibih pada malam hari tanggal ganjil di Bulan Ramadan. 

Paling banyak dilakukan pada malam hari sebelum 25 dan 27 Ramadan. 

BACA JUGA: Log Zhelebour Bakal Buat Gebrakan Jika Konser Diizinkan

Nasi Bi'ibih memiliki makna waktu pergantian Asar dan Magrib. Karena nasi yang diantar itu diantara waaktu Bi'ibih, disebutlah Nasi Bi'ibih. 

Masyarakat meberikan nasi ini sebagai wujud sedekah ke tetangga. Namun, sayang kini tradisi ini sudah jarang dilakukan. Banyak masyarakat yang langsung mengantarnya ke masjid atau musala. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM