Jatim.GenPI.co - Awal 1 Muharram atau dalam penanggalan Jawa disebut sebagai 1 Suro juga identik dengan tradisi mencuci pusaka.
Budaya turun temurun tersebut sudah jamak dilakukan oleh masyarakat yang memiliki senjata pusaka.
BACA JUGA: Kampung Reog Surabaya, Pernah Berjaya Hingga ke Spanyol
Budi Mulyono salah satunya, malam Suro menjadi hari yang sibuk bagi warga Medokan, Kecamatan Rungkut, Surabaya tersebut.
Ia melaksanakan tradisi yang biasa disebut dengan menjamas atau memandikan keris.
"Ya mencuci dan memberi minyak kepada keris-keris ini," ujarnya mengutip dari Ayosurabaya.com, Selasa (10/8).
Dirinya mengaku, yang dilakukannya bukan hanya sekadar demi 'klenik' atau mempercayai hal-hal mistis. Namun juga menghormati tradisi yang telah diwarisi leluhur.
Sekalipun dibuat pada era sekarang, untuk membuatnya yang sama persis sangatlah susah. Kalupun bisa, wujud dan magis dalam sebilah keris tak akan sama atau melebihi pendahulunya.
"Kalau sekarang kita mau buat seperti ini ya susah, meskipun teknologi sudah tinggi, saya kira empu-empu sekarang pun belum tentu bisa membuat keris yang indah seperti ini," katanya.
Seluruh pusaka yang dimilikinya beberapa di antaranya berasal dari era Kerajaan Mataram, Majapahit, hingga Singosari.
BACA JUGA: Peringatan Keras Sang Presiden, Pemain Madura United Harus Patuh
Menurutnya, mencuci pusaka merupakan tradisi yang harus dilestarikan bagi pecinta karya seni atau benda pusaka sepertinya.
"Kalau tidak kita lestarikan dan pelihara, sayang sekali," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News