Banyak Ornamen Kuno Makam Belanda 174 Tahun Peneleh Lenyap

20 September 2021 11:30

Jatim.GenPI.co - Disela gedung-gedung modern yang menjulang di Surabaya terselip makam para bangsawan Eropa yang telah berusia 174 tahun.

Makam yang kini bernama Peneleh karena berada di Kawasan Peneleh, Surabaya.

Namun, di balik nilai sejarahnya yang kental itu, makam tersebut kini kondisinya sudah mengenaskan.

BACA JUGA:  Benteng Pendem Ngawi Direstorasi, Traveller Siap-Siap Ya

Cerita sejarahnya telah kabur. Hampir seluruh nisan yang terdiri dari 33.000 rusak, dan ornamen berbahan besi tembaga, hingga kuningan, banyak hilang.

Salah satu Pengamat Sejarah Kota Surabaya, Kuncarsono Prasetyo, mengatakan, banyak faktor yang membuat nisan dan ornamen hilang.

BACA JUGA:  Peninggalan Freemason yang Masih Megah Berdiri di Surabaya

"Ngene iki onok sing mergo alam, onok sing sengojo (Kerusakan ini ada yang karena faktor alam, ada yang sengaja dirusak)," ujar Kuncarsono mengutip dari AyoSurabaya.com, Senin (20/9).

Perusakan tersebut, kata dia, terjadi dalam satu dekade pascakemerdekaan hingga orde baru (orba).

BACA JUGA:  Waduh, Tangan Jahil Rusak Bangunan Bersejarah Kalisosok

"Itu (penjarahan ornamen makam Peneleh) pasca kemerdekaan, tahun 1957 sampai 1977, itu tahun terakhir," ujarnya.

Para penjarah ini, mengambil banyak dari makam tersebut. Bahkan yang membuatnya heran, ada yang bobotnya ornamen mencapai 1 ton tapi juga dijarah.

"Ornamen-ornamen tembaga dan kuningan banyak yang dijarah, terutama yang di resplang itu, dijarah habis, tidak ada yang tersisa," kata dia.

"Akeh bangunan sing wes ambruk, biyen akeh bangunan sing sek onok rantene, onok wesine, saiki ilang kabeh (Banyak bangunan yang sudah ambruk, dulu banyak bangunan yang masih ada rantainya, ada besinya, sekarang hilang semua)" imbuhnya.

Kepala Kebersihan Makam Peneleh Surabaya, Agus Wahyudi membenarkan ihwal penjarahan yang pernah terjadi di Makam Peneleh.

Ia menyebut dulunya memang makam tersebut tidak terawat. Data orang yang bersemanyam di tempat tersebut juga semrawut.

"Tahun 1995 sampai 2005 itu nggak ada petugasnya, eranya Bu Risma (Mantan Wali Kota Surabaya) diisi petugas dengan outsorcing tahun 2006, baru ada adminnya, sebelumnya nggak ada data-data yang akurat, dibawa para senior-seniornya di Makam Kembang Kuning Surabaya," kata dia.

Agus mengakui, rusaknya ornamen dan nisan menambah sulitnya verifikasi data. Sehingga tidak diketahui keluarganya.

"Data-datanya amburadul, yang pegang data juga nggak disini. Jadi nama kecil, marga, sampai baptis nggak sesuai. Di sini kami mau mengumpulkan data satu persatu, kartu kuningnya yang kecil itu sudah dimakan rayap, jadi kesulitan kita," bebernya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM