Ecoprint, Alternatif Membatik yang Mulai Dibangkitkan Ponorogo

25 Maret 2021 14:30

Jatim.GenPI.co - Batik dengan motif dan bentuk daun tengah populer. Di Ponorogo, Pemkab bahkan menfasilitasi sejumlah koperasi untuk belajar membatik dengan metode ecoprint tersebut. 

"Ayo jadikan ecoprint ini sebagai usaha kecil yang membuahkan hal yang besar. Dulu, di Ponorogo batik itu luar biasa, tapi saat ini menyusut," ujar Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita megutip dari ponorogo.go.id.

BACA JUGA: Batik Bordir Aksesoris Fair Tiba, Jangan Kelewatan! 

Lisdyarita berharap batik ecoprint menjadi ciri khas baru di Ponorogo. Mengingat bahan bakunya yang murah dan mudah didapat. 

"Jujur, saya ingin di Ponorogo ini memiliki berbagai macam batik. Yang mahal ada, yang terjangkau juga ada," katanya. 

"Sehingga ketika batik menjadi bagian dari pariwisata, maka ada pilihan (motif dan harga sebagai cinderamata)" imbuhnya. 

Batik model ecoprint memang tengah booming di sejumlah daerah. 

Eco sendiri berasal dari kata ekosistem atau alam, dan print yakni mencetak, yang memungkinkan membuat batik ini ramah lingkungan. 

Dirangkum dari beberapa sumber, batik ecoprint tak memakai unsur kimia baik dalam proses pembuatannya maupun pewarnaannya.

Batik jenis ini memanfaatkan seluruh unsur yang ada di alam, seperti ranting, daun maupun bunga dalam pewarnaannya dan mencetaknya. 

BACA JUGA: Influencer Kesulitan Nyanting di Sentra Batik Putat Jaya Surabaya

Daun atau ranting yang mengandung pigmen warna dicetak di atas kain yang telah diolah agar memiliki daya serap yang baik. 

Pembuatan yang mudah ini diyakini setiap ornang dapat membuatnya. Karenanya, Lisdyarita yakin batik yang dianggap ramah lingkungan ini akan sangat diminati terutama di negara-negara Eropa. (*)  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM