Jatim.GenPI.co - Lempengan emas bentuknya kura-kura ditemukan di situs Bhre Kahuripan atau yang dikenal dengan petilasan Tribhuwana Tunggadewei, Mojokerto.
Emas tersebut punya panjang 6 cm dan ditemukan di area paling sakral.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Pahadi menjelaskan, tim ekskavasi telah menggali sumur di situs Bhre Kahuripan hingga kedalaman 3,9 meter.
Sayangnya saat digali, tidak ditemukan perpih di dalamnya. Harta karun Ratu Majapahit itu diduga telah dicuri.
"Memang ada upaya pengambilan itu sejak lama. Buktinya sumuran itu sampai kedalaman dua meter sudah banyak tanah adukan. Artinya, sudah digali orang. Dinding timur bagian bawahnya sudah hancur," kata Pahadi mengutip dari Ngopibareng, Jumat (1/10).
"Jadi, modelnya dicuri dari samping dengan cara dilubangi dari sisi timur. Tidak ada informasi terkait waktu perusakan itu, apakah masa sebelum kemerdekaan atau setelahnya, kami belum tahu," lanjutnya.
Satu-satunya barang berharga yang ditemukan di sumur petilasan Tribhuwana Tunggadewi, kata Pahadi, adalah lempengan emas berbentuk kura-kura. Ia menduga logam mulia tersebut ditanam di luar peripih.
"Bentuknya kura-kura sepanjang 6 cm terbuat dari emas. Mitologinya kura-kura itu hewan yang menstabilkan atau yang menyangga bumi. Dalam Bahasa Jawa Kuno disebut Kurma atau kura-kura. Saat ini kami simpan di kantor BPCB Jatim," ujarnya.
Situs Bhre Kahuripan atau Candi Tribhuwana Tunggadewi terletak di persawahan Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Mojokerto.
Bangunan suci zaman Majapahit seluas 14x14 meter persegi ini terbuat dari batu andesit. Bagian puncaknya terdapat batu yoni berdimensi 191x184x121 cm. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News