Jatim.GenPI.co - Seniman ludruk legendaris Cak Kartolo mengaku mengawali karir di dunia ludruk dari sebuah desa kecil di Pasuruan.
Ia belajar ludruk di Desa Watuagung, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
"Tapi cilikan ku ndok Surabaya (kecilku di Surabaya)" ujar Cak Kartolo mengutip dari kanal Youtube Armuji, Kamis (14/10).
Sejak sang bapak meninggal, Cak Kartolo kemudian kembali ke Pasuruan. Dia belajar karawitan di desa tersebut.
"Aku dadi bien iku manjak ngiringi wayang kulit, tayuban, ludruk. Suwe-suwe aku belajar ludruk. (Aku dulu ikut mengiringi wayang kulit, tayuban, ludruk. Terus lama-lama belajar ludruk)" jelasnya.
Awal karir Cak Kartolo ikut rombongan Ludruk Tobongan, yang terus keliling berpindah setiap 15 hari.
"15 hari pindah, Malang, Magetan, Ponorogo," tegasnya.
Aktivitas itu terus dijalani hingga tahun 1980, saat Cak Kartolo masuk dapur rekaman.
"Belajar aku dewe (sendiri). Soale sering ndelok ludruk (Soalnya aku sering lihat ludruk)" katanya.
"Yo belajar otodidak. Bien ndelok ludruk ngarang-ngarang dewe (dulu lihat ludruk awalnya, terus ngarang sendiri)" imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News