Kombinasi Kultur dan Alam Suku Tengger Ranupani Luar Biasa

31 Oktober 2021 14:30

Jatim.GenPI.co - Suku Tengger yang mendiami kawasan Bromo Tengger Semeru dikenal memiliki adat budaya yang masih sangat kental.

Salah satunya yang ada di Desa Ranupani, Lumajang. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta warga desa tersebut untuk terus menjaga kelestarian adat mereka.

Suku Tengger, kata dia, memiliki adat istiadat luhur untuk menghormati alam dan sesama yang harus tetap dipertahankan.

BACA JUGA:  Membeku di Ranupani, Sandiaga Terkesima dengan Alam dan Budayanya

"Saya berharap betul adat istiadat yang luar biasa ini tetap dijaga hingga anak cucu kita nanti," ujarnya saat berkunjung di desa tersebut dalam siaran persnya, Sabtu (30/10).

Gus Halim, begitu ia akrab disapa menilai, Desa Ranupani memiliki potensi yang luar biasa. Tidak hanya budaya tetapi juga potensi alam.

BACA JUGA:  Perayaan Yadnya Kasada di Bromo Terbatas, Hanya Warga Tengger

Desa tersebut berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan tiga danau indah.

Belum lagi megahnya Gunung Semeru yang menjadi latar belakang dari desa tersebut.

BACA JUGA:  Desa Suku Tengger di Probolinggo ini Layak jadi Contoh

Budaya warga Desa Ranupani sudah berakar sejak zaman Majapahit, bahkan sampai dijuluki Tiyang Gajah Mada yang bermakna masyarakat Mahapatih Gajah Mada.

"Kombinasi kekayaan kultur dan alam ini bisa menjadi modal luar biasa bagi Desa Ranupani untuk terus berkembang di masa depan," katanya.

Ia berpesan kepada warga desa untuk terus berinovasi dan adaptif terhadap berbagai tren yang saat ini berkembang. Sesuai dengan tujuan SDGs Desa ke-18 bahwa pembangunan desa harus bercirikan desa dinamis desa adaptif.

"Saya melihat saat ini ada sepeda gunung, ada alat pendakian, tenda, gamelan, rumah adat, tolong dijaga betul supaya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata dia.

Pun demikian, Gus Halim mengingatkan pembangunan desa harus dilaksanakan tanpa keluar dari akar budayanya.

"Mencintai Ranupani tanpa harus memiliki. Kita mencintai desa-desa di Indonesia, tapi kita memberikan ruang yang cukup untuk berkembang sesuai dengan kearifan lokal," ujarnya.

Selain itu, Gus Halim juga meminta penguasaan bahasa asing diperlukan untuk menambah kemampuan berkomunikasi dengan wisatawan internasional. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM