GenPI.co Jatim - Pemkab Banyuwangi punya cara jempolan membangkitkan minat menari, yakni 'Maestro Mengajar'. Pemkab menggandeng tiga maestro tari yang berpengalaman.
Ketiga maestro tari itu adalah Temu, Sudartik, dan Sunasih yang sudah malang melintang di dunia seni tari. Bahkan mereka pernah tampil di luar negeri.
"Maestro Mengajar ini adalah ikhtiar terus menumbuhkan rasa cinta seni-budaya di kalangan anak-anak muda. Sekaligus upaya regenerasi pelaku seni," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengutip dari laman resmi Pemkab Banyuwangi, Kamis (11/11).
"Sering saya bilang, paham seni budaya global penting, tetapi memahami seni budaya kita sendiri itu harus," lanjutnya.
Maestro Mengajar yang digelar Pemkab Banyuwangi selama tiga hari, di Kecamatan Singojuruh, diikuti puluhan anak muda usia SMP/sederajat dari 11 desa.
Mereka antusias mengikuti program tersebut. Mereka mempelajari gerak dasar hingga filosofi tari, dimana tari gandrung sendiri merupakan tarian khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Bupati Ipuk bakal terus mendorong program ini agar semakin banyak anak muda Banyuwangi yang memahami kesenian khas daerah di timur Pulau Jawa itu.
Program Maestro Mengajar yang digelar Pemkab Banyuwangi itu juga bekerja sama dengan Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN).
Nah, bersama BYCN, anak-anak muda berkreasi menciptakan tarian baru yang diberi nama "Singomanjuruh," sesuai asal muasal nama Kecamatan Singojuruh.
"Tarian ini menceritakan sosok Singomanjuruh yang konon adalah nama ksatria anak raja di daerah ini. Jadi tarian ini tak hanya menjadi tarian khas, tapi juga representasi sejarah Kecamatan Singojuruh," terang Ketua BYCN, Vicky Hendri Kurniawan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News