Seniman Tuban Tampilkan Protes Secara Berkelas, Lihat ini

13 Desember 2021 00:00

GenPI.co Jatim - Seniman Tuban menyampaikan protes dengan cara yang berkelas, yakni melalui pameran tunggal di Mangrove Center, di Kecamatan Jenu.

Aksi protes yang dilakukan Uzzaer Ruwaidah ini dilakukan pada Sabtu 11 Desember hingga Selasa 14 Desember 2021.

Perupa asal Surabaya ini menggelar pameran bertajuk "Bermain di Rumah Saja".

BACA JUGA:  Puluhan Pelukis Banyuwangi Siap Ramaikan ArtOs

Di dalam pameran sekaligus protesnya itu, dia menampilkan tiga jenis karya yakni, mengeksplorasi batik kawung, pengenalan eco print serta edukasi untuk hidup selaras dengan alam, serta kritik penangkapan burung secara besar-besaran.

Total ada sekitar 42 karya yang terdiri dari lima batik kawung dalam bentuk kain, lima kostum kawung origani, 15 kain Eco Print, tujuh karya naratif proses pembuatan batik, tujuh instalasi burung tersakiti, serta lima kain batik tema penjarahan burung.

BACA JUGA:  Terjawab Sudah, ini Alasan Bayu Skak Jarang Aktif Youtube

"Proses menyenangkan dengan bermain dan mengekplorasi batik kawung yang awalnya masih ditemani banyak burung akhirnya semakin sepi. Begitu pula fenomena menjamurnya batik eco print yang menggunakan banyak teknik yang kurang selaras dengan alam," kata Uzzaer mengutip dari laman resmi Pemkab Tuban, Senin (13/12).

Melihat hal tersebut, seniman perempuan itu tidak bisa berbuat banyak untuk memperbaiki keadaan. Sebagai seniman cara yang dilakukan untuk menyampaikan kritik, yakni melalui karya.

BACA JUGA:  Bangga! Film Asli Jember Segera Tayang, Perhatikan Jadwalnya

Dia ingin protes tentang penjarahan burung, khususnya perkutut yang ditangkap dengan jaring, selain itu juga ingin mengedukasi tentang eco print serta hidup yang selaras dengan alam.

"Eco print atau pembuatan batik dengan motif daun-daunan dicetak pada kain konon alami, sangat marak dan mulai dilirik pelaku bisnis tekstil," jelasnya.

Namun, lanjut Uzzer disatu sisi, perkembangan itu bukan hanya berdampak pada pesatnya minat masyarakat pada batik. Tetapi muncul teknik-teknik baru yang justru tidak ramah terhadap lingkungan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM