GenPI.co Jatim - Kue mentuk khas Banyuwangi merupakan salah satu jajanan yang muncul pada saat bulan suci Ramadan saja.
Sekilas, kue mentuk mirip seperti bubur, yakni bertekstur gurih.
Meski sekilas mirip, kue mentuk memiliki karakteristik rasanya yang lebih gurih dari bubur dan irisan daging di tengahnya.
Kue mentuk juga tergolong jajanan kuno yang sudah sangat jarang ditemukan.
Salah satu pembuat kue mentuk Isnaini (53) warga Singomayan Barat, Kelurahan Singomayan, Banyuwangi tetap melestarikannya.
“Ini jajanan asli orang using (suku asli Banyuwangi),” jelas Isnaini dikutip dari Ngopibareng pada Kamis (14/4).
Kue tradisional masyarakat Osing cukup mudah dibuat, bahan-bahannya juga bisa didapatkan, yakni tepung beras.
Tepung beras ini dicampur dengan santan kemudian diproses dan selanjutnya daging sapi yang sudah dimasak sampai empuk dengan bumbu dipotong kecil-kecil.
Tepung beras yang sudah diolah menjadi bubur kemudian ditempatkan pada daun pisang. Selanjutnya daging dimasukkan pada bagian tengah.
“Setelah itu lalu dipincuk dan kemudian di kukus selama beberapa menit,” jelasnya.
Isnaini menyatakan satu pincuk kue mentuk dijual seharga Rp5.000. Kue ini biasanya menjadi primadona masyarakat yang menyukai rasa gurih. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News