Hotel Shalimar Boutique Jadi Cagar Budaya Kota Malang

21 Mei 2022 05:00

GenPI.co Jatim - Hotel Shalimar Boutique yang terletak di Kota Malang menjadi salah satu bangunan cagar budaya.

Manager Shalimar Boutique Hotel Agoes Basoeki, merespons dengan senang hati atas ditetapkannya bangunan hotel sebagai salah satu Cagar Budaya Kota Malang.

Menurutnya, keutuhan pada bangunan harus dilestarikan. Pada sebelumnya, bangunan tersebut merupakan sebuah kantor Radio RRI pada era kolonial, kemudian pihaknya melestarikannya dengan mengubah menjadi hotel.

BACA JUGA:  4 Destinasi Wisata Banyuwangi dengan Suasana KKN Desa Penari

Pihaknya bakal merawat dan melestarikan keaslian bangunan tersebut dengan menunjukkan komitmennya terhadap hal-hal yang mempunyai nilai sejarah. Hal tersebut merupakan kekuatannya untuk menjadikan sebuah cagar budaya sekaligus tempat usaha.

“Kami harus melestarikan keutuhan bangunan itu dan kebetulan owner berkomitmen terhadap hal-hal yang mempunyai nilai sejarah. Itu menjadi kekuatan kami agar tempat usaha bisa menjadi sarana untuk promosi juga,” ungkap Agoes Basoeki kepada GenPI.co Jatim, Jumat (20/5).

BACA JUGA:  Peringati HUT ke-729 Surabaya Ada Menu Spesial di Hotel Alana

Pria yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, mengatakan bahwa gedung induk milik Hotel Shalimar Boutique akan dipertahankan. Namun, hanya ada beberapa sisi yang harus direnovasi karena menyesuaikan dengan kebutuhan.

“Tentunya renovasi itu tidak mudah, karena memiliki tingkat kebutuhannya tinggi serta memakan cukup banyak biaya. Karena kita menempati tempat cagar budaya memang ada beberapa hal-hal yang diberikan oleh pemerintah,” lanjutnya.

BACA JUGA:  3 Wisata di Pusat Kota Surabaya, Murah Meriah

Sebagai informasi, bangunan Hotel Shalimar itu dulunya merupakan gedung pertemuan alias societeit bagi para pejabat Belanda yang tinggal di kawasan Ijen.

Selain dipakai pertemuan pejabat Belanda, gedung itu juga dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti pesta. Pada saat pendudukan Jepang, gedung tersebut lantas berubah menjadi rumah bagi tahanan Belanda atau kamp interniran sekitar tahun 1942 hingga 1945, sebelum para tahanan tersebut dipindah ke Cimahi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM