Gubernur Khofifah Kunjungi Desa Pemilik Empu Terbanyak di Dunia

24 Juni 2022 00:00

GenPI.co Jatim - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi desa pemilik empu terbanyak di dunia yang berada di Pamekasan, Madura.

Keris sendiri secara resmi sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia kategori non-bendawo pada 2005.

Kemudian pada 2014, Kabupaten Sumenep diakui UNESCO sebagai daerah yang memiliki empu (pembuat benda pusaka) terbanyak di dunia dan sebagian besar ada d Desa Aeng Tong-tong.

BACA JUGA:  Sekarsari Corner, Wisata Baru di Mojokerto, Segar!

Nah dengan torehan pencapaian ini, Gubernur Khofifah berharp agar desa itu terpilih menjadi ADWI terbaik di Indonesia karena keteguhannya menjaga budaya leluhur melalui keterampilan khusus membuat keris dari empu.

"Kami patut bangga atas pencapaian yang telah dilakukan sehingga keberadaan Desa Aeng Tong-Tong bisa membuat Sumenep diakui UNESCO sebagai daerah dengan penghasil keris dan empu terbanyak di dunia," kata Khofifah Indar Parawansa.

BACA JUGA:  Getuk Legendaris Bojonegoro, Gurih, Wajib Coba

Desa tersebut masuk proses penilaian ajang ADWI 2022 yang digelar Kemenparekraf setelah sebelumnya masuk di 500 besar hingga terpilih 50 besar saat ini.

"Kami berdoa nanti Desember 2022 saat pemilihan ADWI, Desa Wisata Keris Aeng Tong-Tong ini akan dipilih oleh Kamenparekraf dan bisa menjadi juara tingkat nasional," ujarnya.

BACA JUGA:  Rangkaian Perayaan HUT ke-104 Kota Mojokerto, Jangan Ketinggalan!

Orang nomor satu di Jawa Timur itu berkomitmen membantu menggencarkan promosi Desa Wisata Keris melalui peningkatan fasilitas agar menjadi ikon baru Kabupaten Sumenep.

"Saya ingin memberikan support karena desa ini memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Ditambah kekayaan budaya adiluhung dan filosofi nilai sejarah dari kerajaan-kerajaan yang ada di Sumenep," ucap dia.

Dia menyebut, nilai sejarah filosofi yang ada pada keris menjadi bagian dari sejarah serta kearifan budaya yang memiliki nilai tinggi.

Keris pada dasarnya bukan senjata tajam, melainkan sebuah pusaka yang menjadi warisan budaya bangsa. Khofifah menaruh harapan besar agar jangan sampai nanti masyarakat yang mengoleksi keris diartikan sebagai kolektor benda tajam atau senjata.

"Setelah saya ikuti dan amati, ternyata proses pembuatan keris cukup lama, ada hitungannya, milih hari untuk memulai, milih jam, dan tidak boleh sembarangan," jelasnya.

Dia sudah menugaskan Disbudpar Jatim bersama Empu untuk membaut Kampung Keris dikenal mudah dan diakses wisatawan.

"Kami berharap para Empu bisa mengidentifikasi nilai yang harus dikuatkan untuk menjadikan Desa Wisata Keris menjadi besar," lanjutnya.

Menariknya, Desa Aeng Tong-Tong tak hanya dikenal memiliki empu terbanyak di dunia, di sana juga memiliki galeri khusus keris yang menampilkan berbagai macam bentuk.

Galeri tersebut menampilkan keris para leluhur berusia 300 tahun.

Galeri tersebut juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya Empu, kolektor, hingga pemerhati keris. (mcr12/jpnn/genpi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM