GenPI.co Jatim - Surabaya pernah menjadi sebuah keraton atau kerajaan sebelum menjadi kota metropolitan seperti saat ini.
Mengutip dari Instagram @surabaya, berikut ini adalah jejak keraton di 5 kampung lawas di Surabaya.
Lokasi pertama jejak keraton di Surabaya adalah Maspati atau kampung lawas Maspati, banyak peninggalan zaman kolonial Belanda di sana.
Peninggalan zaman kolonial Belanda itu terlihat dari bangunan hingga tetenger atau penanda.
Suasana zaman dahulu langsung terasa apabila kamu berkunjung ke sana.
Kampung lawas Maspati cocok bagi kamu yang memiliki minat terhadap sejarah dan foto bergaya zaman dulu.
Bagi sebagian warga Surabaya atau pendatang yang lama menetap di Kota Pahlawan, mendengar nama Praban pasti langsung terlintas sentra toko sepatu.
Ya memang, Jalan Praban terkenal dengan deretan toko-toko sepatu yang terjangkau.
Toko-toko sepatu ini semakin ramai menjelang musim sekolah tiba.
Sebagai informasi, ternyata kawasan Praban sudah terkenal dengan toko sepatunya sejak 1970-an.
Sayang, saat ini banyak toko-toko sepatu lawas yang kalah bersaing dengan toko modern.
Kawasan Keraton Surabaya yang satu ini khusus bagi kamu pecinta kuliner.
Di Jalan Keranggan berjejer makanan-makanan khas, salah satunya lontong balap.
Kamu bisa memilih lontop balap buatan siapa yang paling enak.
Selain lontong balap ada pula nasi bebek yang juga sayang untuk dilewatkan.
Keputran saat ini terkenal dengan pasar tradisionalnya yang cukup ramai dan lengkap.
Namun, jauh sebelum menjadi pasar tradisional, kawasan ini sempat menjadi Keraton Surabaya.
Kawasan Keputran banyak dijadikan warga Surabaya sebagai tempat tinggal.
Seiring berjalannya waktu, Keputran menjelma menjadi kawasan dagang yang ramai.
Bahkan Pasar Keputran semakin malam, semakin ramai orang berjualan.
Kampung Ketandan bisa disebut sebagai pusatnya Keraton Surabaya karena banyak benda cagar budaya di sana.
Beberapa cagar budaya yang masih bisa dilihat di antaranya, Makam Mbah Buyut Tondo, Masjid An-Nur dan Joglo Cak Markeso.
Lokasi kampung ini sekilas kurang tampak karena berada di segi empat emas Surabaya.
Ya, Kampung Ketandan diapit oleh jalan protokol yang sekaligus sebagai pusat bisnis, yakni jalan Tunjungan sebelah timur, jalan Embong Malang sebelah Selatan, jalan Blauran sebelah barat dan jalan praban sebelah utara meski.
Apabila kamu jeli, Kampung Ketandan dengan mudah dapat ditemukan, yakni melihat rumah warga yang masih mempertahankan arsitektur khas daerah kolonial. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News