GenPI.co Jatim - Kota Malang memiliki sejumlah sajian kuliner yang patut kamu coba, salah satunya Dawet Ireng yang berada di Kampoeng Heritage Kajoetangan.
Salah sayu pemilik usaha minuman Dawet Ireng Niken Andriani menuturkan bahwa dirinya sudah membuka usaha kuliner sejak pertama kali berdirinya destinasi Kampoeng Heritage atau tepatnya di 2018 lalu.
Tak disangka, usahanya ini sukses menggaet wisatawan yang mampir ke kawasan koridor Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang.
“Termasuk turis dari luar negeri, seperti Belanda. Ada yang sendiri ada yang rombongan bawa guide mampir ke sini juga. Pengunjung bisa di teras ataupun di ruang tamu sini monggo silakan,” ungkap Niken kepada GenPI.co Jatim, Minggu (28/8).
Niken juga menuturkan para wisatawan yang mencicipi Dawet Ireng akan disuguhkan dengan sensasi suasana kuno. Bahkan dari ornamen yang ada di kedainya itu nampak masih terawat asli mulai dari corak lantai hingga perabotannya.
“Kalau berdirinya rumah ini saya kurang tahu, tetapi setahu saya ibu mertua saya beli rumah ini sejak tahun 1986-an. Kalau orang sini bilang dulu pendiri dan pemilik pertama rumah ini adalah orang India, lalu dibeli oleh orang Arab, dan akhirnya dibeli oleh ibu,” imbuhnya.
Selain itu jajanan yang disajikannya juga unik. Niken membuat dawet ireng yang belum terlalu populer di Kota Malang. Selain itu juga ada jajanan lawas yang tak kalah nikmat. Harganya pun ramah di kantong, setiap menunya Rp 5.000.
Dia menjelaskan, dawet ireng ini terbuat dari bahan alami. Warna hitamnya terbuat dari merang yang dibakar, diambil airnya, terus dicampurkan ke bahan-bahan lainnya.
Namun tak perlu khawatir ada pula jajanan lain yang bisa saja dicoba ketika sudah berkunjung ke rumah Niken.
"Saya juga jualan ketan bubuk, ongol-ongol, jajanan pasar lainnya. Nah ide jualan dawet ireng ini karena saya nyari yang belum dijual orang. Selain itu ketan bubuk saya ini juga beda. Bubuknya saya buat sendiri, saya tambahi empon-empon sehingga rasanya beda dan khas,” ungkapnya.
Niken mengaku ditutupnya kampung ini selama masa pandemi memang berdampak pada menurunnya omzet penjualannya. Namun, perempuan ramah ini memutar otak agar produknya tetap bisa dipasarkan.
Niken mengaku jajanan olahannya ini selain bisa dinikmati di kedai sekaligus rumahnya, dia juga memasarkan lewat media sosial dan ternyata animo masyarakat pun cukup tinggi.
Wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Heritage Kajoetangan, wajib mampir di tempat ini. Menyeruput dawet ireng yang manis gurih nan segar atau menyantap ketan bubuk yang nikmat di rumah kuno yang nyaman dengan pemiliknya yang ramah.
Kedai yang beralamat di Jalan Semeru I/1078 ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News