Dam Cluwuk, Peninggalan Belanda Berusia 90 Tahun yang Digali Lagi

23 Maret 2021 07:30

Jatim.GenPI.co - Dam Cluwok di Tulungagung sudah berusia 90 tahun. Saat ini dam itu tak lagi beroperasi. Bahkan, sebagian konstruksinya sudah terkubur. 

Sejarah mencatat, Dam Cluwok dibangun pada masa kolonial Belanda, sekitar Tahun 1931. Berfungsi untuk mengatasi banjir yang sering melanda Tulungagung wilayah (kecamatan) Boyolangu, Pakel dan Campurdarat.

BACA JUGA: Gajah Bolong Bojonegoro, Dua Kisah Dibalik Penamaannya

Sebagai tempat pertemuan air di lereng Gunung Wilis, Dam Cluwok memiliki peran penting mengendalikan banjir dan irigasi penduduk sekitar. 

Hanya saja tahun 1980-an dam ini tak lagi beroperasi. Permasalahan banjir yang semakin kompleks, membuat pemerintah Orde Baru kala itu memutuskan untuk menonaktifkan bendungan tersebut. 

Keberadaan Dam Tulungagung Gate atau Dam Majan yang terletak di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru yang telah beroperasi menggantikan peran Dam Cluwuk. 

Kerja Dam Majan dalam penanganan banjir juga dibantu jaringan irigasi Parit Agung yang mengalirkan air menuju laut selatan, melalui Bendung Niyama.

Setelah puluhan tahun non aktif, kini Pemkab Tulungagung berencana kembali mengangkat Dam Cluwok sebagai monumen pengairan. Penggalian bendungan yang telah terpendam sedalam tujuh meter pun dilakukan. 

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo meresmikan secara langsung dam ini sebagai monumen pengairan. "Keberadaan dam atau bendungan ini menjadi bukti sejarah bahwa Kabupaten Tulungagung di era dulu sistem pengairan modern untuk mengendalikan banjir," kata Maryoto, Senin (22/3). 

Pemkab Tulungagung melalui Dinas Pengairan, kata Maryoto, secara bertahap telah mulai melakukan penggalian Dam Cluwok yang selama ini terkubur.

Kepala Dinas Sumber Daya Air, Wilayah Perumahan dan Pemukiman Rakyat, Anang Pratistianto mengatakan segera melakukan penggalian hingga keseuruhan konstruksi bendung terlihat.

BACA JUGA: Wisata Umbul Madiun Masih Sepi, Yuk Ramaikan!

Saat ini pihaknya sudah menggali tiga meter bagian atas dam, dan akan dilanjutkan pada bagian dam yang masih terkubur. "Akan terus kami gali biar nampak bagian-bagian pintu air yang ada," katanya.

Dari bangunan yang telah nampak di permukaan, bangunan ini masih kokoh. "Bangunan ini dibuat dengan cor beton era kolonial dengan ketebalan mencapai 40 centimeter," kata Anang. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM