Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tempe di Surabaya Mogok Produksi

Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tempe di Surabaya Mogok Produksi - GenPI.co JATIM
Ghofur R salah seorang pengerajin tempe di Kampung Tempe, Tenggilis Kauman, Kota Surabaya memberhentikan produksi selama tiga hari, sesuai arahan melalui surat edaran bernomor 01/PPT/Jatim/II/2022 yang diterbitkan oleh Paguyuban Pengrajin Tempe dan Tahu Wilayah Surabaya dan Sekitarnya. (Foto : Ananto Pradana/GenPI.co Jatim)

"Harga (tempe) naik gak bisa. Jadi, ukuranya yang diperkecil. Kalau dinaikan pembeli gak mau," ungkapnya.

Ghofur mengaku, jika tak dalam kondisi mogok produksi, biasanya pelanggannya datang dari para pedagang keliling. Namun, tak jarang juga dia menyuplai tempe ke warung mau pun ke pasar.

"Dulu pertama jadi 50 potong. Harganya Rp75.000 (satu rak), sekarang jadi Rp90.000. Tapi kalo dikalkulasi keuntungannya sangat tipis meski sudah diperkecil (ukuran tempe) gitu," jelasnya.

BACA JUGA:  Tempe di Surabaya Mulai Hilang dari Pasaran

Ghofur menambahkan, untuk membuat tempe tidak bisa dipastikan jumlah produksi hariannya. Sebab, berat yang ada di dalam sekarung kedelai belum tentu semuanya bisa digunakan.

"Ya tergantung kualitas kedelainya. Jadi, kalau produksi gak bisa dipastikan bisa berapa sehari. Kalau harga, ya sepotong tempe produksinya dihargai Rp1.500 dan dijual oleh pengecer sebesar Rp2.000," ujarnya. (*)

BACA JUGA:  Wali Kota Surabaya Beri Jaminan, UMKM Bisa Sedikit Tersenyum

Lihat video seru ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya