Elpiji Nonsubsidi Meroket Imbas Perang, Pengamat Unair Beri Alarm

Elpiji Nonsubsidi Meroket Imbas Perang, Pengamat Unair Beri Alarm - GenPI.co JATIM
Ilustrasi petugas mendistribusikan elpiji kepada masyarakat. ANTARA/HO-Pertamina.

GenPI.co Jatim - Kenaikan harga elpiji nonsubsidi yang menyentuh Rp200.000, dinilai oleh pakar ekonomi Universitas Airlangga atau Unair Rudi Purwono karena imbas konflik Rusia vs Ukraina.

Perang dua negara yang belum usai tersebut membuat pasokan gas terganggu, termasuk ke Indonesia.

"Komoditas gas ini juga dijadikan strategi Rusia untuk membela diri atas sanksi dari negara lainnya. Oleh sebab itu ada kenaikan harga gas secara keseluruhan di pasar dunia," kata Rudi, Minggi (27/3).

BACA JUGA:  Imbauan di Rumah Saja Kerek Permintaan Elpiji Selama PPKM Darurat

Dia pun mengingatkan dampak dari kenaikan elpiji jika tak segera tertangani, terutama bagi para pelaku UMKM.

Bukan tidak mungkin, kata dia, harga jual produk akan naik mengikuti melonjaknya elpiji nonsubsidi.

BACA JUGA:  Warga Blitar Tak Perlu Khawatir, Stok Elpiji Aman

"Selain UMKM, tentu kenaikan harga (elpiji nonsubsidi, red) ini akan menjadi beban bagi masyarakat, khususnya rumah tangga dengan pendapatan menegah ke bawah," jelasnya.

Pemerintah disanrankan untuk segera mengambil langkah operasi pasar secara berkala di banyak titik.

BACA JUGA:  Konflik Ukraina Rusia, Dosen UMM Sarankan ini untuk Indonesia

Langkah itu sebagai upaya pengawasan harga barang hingga ke tingkat bawah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya