
Ryansah dan sejumlah pedagang daging ayam di Pasar Ngemplak bahkan menyebut permintaan terhadap komoditas tersebut mengalami lonjakan hingga 100 persen.
Jika normalnya tiap hari dirinya menjual antara satu hingga dua kuintal daging ayam, jelang puasa pedagang seperti Ryansah mampu menjual hingga empat kuintal ayam.
Akibatnya, cakar ayam dan kepala ayam yang biasanya laku tak lagi dilirik oleh pembeli. Pembeli lebih memilih membeli daging. "Kita simpan dulu di freezer (penyimpanan beku)," ujarnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kendati harga ayam turun hingga Rp 11 ribu per kilo, permintaan ayam justru turun. Per hari dirinya hanya mampu menjual satu kuintal.
Penurunan ini disebabkan masyarakat lebih memilih membeli ayam langsung dari kandang dibanding di pasar.
BACA JUGA: Industri Manufaktur Jadi Andalan BUMN Gresik di Pameran Hannover
Harga di kandang jauh lebih murah lantaran banyak peternak mandiri yang banting harga untuk mengurangi kerugian.
Selain itu acara megengan tahun lalu dilakukan secara simbolis di Mushola atau masjid dengan tiga paket nasi. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News