GenPI.co 
"Sekitar 57,56 persen industri pengolahan di Jatim yang menyumbang PDRB Jawa Timur pada triwulan I 2021 sebesar Rp587,32 triliun itu berasal dari industri kecil yang jumlahnya mencapai 1.852.973 unit," ungkapnya.
Pemprov, kata Tiat, mulai serius menggarap kekurangan tersebut yakni dengan membangun kawasan Safe n Lock khusus kelompok industri halal di Sidoarjo.
Pihaknya juga mendorong dunia pondok pesantren ikut andil dalam produk halal melalui kebijakan One Pesantren One Product (OPOP).
Hanya masalah selanjutnya yakni jumlah lembaga pemeriksa halal di Jatim yang masih minim.
Lembaga pemberi sertifikasi halal, seperti LPPOM-MUI, Surveyor Indonesia dan Sucofindo, hanya mampu mengeluarkan 10 ribu sertifikasi per tahunnya.
BACA JUGA: Komunitas Startup Dengarkan, Pesan Wali Kota Malang Tak Main-main
"Kita juga belum memiliki standar penetapan biaya sertifikasi halal yang bisa menjadi patokan," tegasnya.
Ditambah lagi dengan terbatasnya tenaga penyelia halal tersertifikasi. Tiat berharap ada peran semua pihak untuk membantu industri halal di Jatim bisa terus berkembang. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
