
"Stimulus untuk meningkatkan daya beli seperti bantuan tunai juga belum ada. Sementara kondisi industri dan masyarakat mulai kelelahan selama PPKM Darurat yang diberlakukan sejak tanggal 3-20 Juli 2021," imbunya.
Adik menyebut, sejumlah aturan pembatasan seperti penutupan akses yang mempengaruhi distribusi dan suplai menyulitkan industri.
Belum lagi kewajiban surat tes usap antigen yang hanya berlaku 1x24 jam, atau tes PCR hingga 2x24 jam menambah biaya produksi.
"Jika PPKM darurat ini benar-benar diperpanjang selama 6 minggu dan tidak diimbangi dengan stimulus yang cepat digelontorkan, saya khawatir akan terjadi chaos," kata Adik.
Ia mencatat, selama PPKM darurat, sektor yang paling terdampak adalah UMKM, kemudian hotel, restoran dan pariwisata.
"Ini berat, sangat berat. Terlebih untuk UMKM yang penghasilannya dalam satu hari untuk makan setiap harinya," tegasnya.
BACA JUGA: Sidang Oknum Dosen Unej Terduga Pencabulan Telah Dijadwalkan
PIhaknya mendorong percepatan stimulus, dan percepatan belanja pemerintah untuk produk UMKM dan juga sektor konstruksi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News