Mengenal Thalasemia, Kelainan Darah dari POPTI wilayah Kediri

Mengenal Thalasemia, Kelainan Darah dari POPTI wilayah Kediri - GenPI.co JATIM
Ketua POPTI wilayah Kediri Malichatun Nafiah. ANTARA Jatim/ Ach

Setiap bulan, Nafi harus mendampingui kedua anaknya menjalani transfusi darah. 

Kelainan genetik ini memang tidak bisa diobati. Hanya terapi dan pengobatan Thalasemia Mayor dengan tranfusi darah tiga pekan sekali yang bisa dilakukan. 

Menjadi keluarga penyintas Thalasemia tidaklah mudah. Tantangan terbesarnya perundungan. 

Keterbatasan fisik seperti pertumbuhan yang terlambat, berperut buncit, bertulang wajah abnormal, pucat dan mudah lelah menjadi 'bahan empuk' bagi perundungan. Baik di sekolah, di keluarga, dan di lingkungan sosial. 

"Sekarang tantangannya justru lingkungan. Pernah ada yang bilang korban santet, genetik berkualitas rendah, dan predikat buruk lain yang tidak benar," katanya. 
  
"Anak-anak membutuhkan kondisi yang lebih kondusif untuk bersekolah dan bersosialisasi," imbuhnya. 

Pun demikian, ia bersyukur sekarang BPJS Kesehatan sudah bisa meng-cover pemb iayaan pengobatan.

BACA JUGA: Pelaksanaan Vaksinasi di Grand City Disorot Satgas Covid-19 

"Sejak ada BPJS Kesehatan, biaya berobat yang mencapai Rp 10-15 juta setiap bulannya tidak lagi menjadi beban dan tantangan," tegasnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya