GenPI.co 
GenPI.co Jatim - Potensi pertanian di Bojonegoro semakin luas, dimana saat ini pisang jenis cavendish tengah menjadi primadona karena banyak peminat.
Budi daya pisang cavendish, salah satunya dilakukan oleh Istana Banana yang lokasinya di Desa Pilanggede, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro.
Si empunya, Mundzirul Hafidz mengaku tidak menyangka jika dirinya menjadi petani serta budi dayanya, pisang cavendish yang tengah menjadi primadona.
BACA JUGA: Petani Belum Lakukan Pemupukan, Berharap Awal 2022 Ada Kabar Baik
Rasa tak menyangka Hafidz cukup wajar, sebab sebelumnya dia adalah seorang pengusaha travel umroh dan haji plus. Namun akibat pandemi Covid-19 tidak ada perjalanan.
Berangkat dari sana, Hafidz lalu memutuskan menanam pisang. Dimana ukuran panjang buah berkisar antara 20 hingga 25 cm, semenara jarak antar pohon dibuat dua meter.
BACA JUGA: Target Terlampaui, PG Poerwodadi Angkat Topi ke Petani
"Awalnya banyak yang bilang tanah sawah bagus-bagus, kok ditanduri (ditanami) pisang? Nah, semakin hari kelihatan prospek bagus, akhirnya banyak yang menanam pisang cavendish," kata Hafidz mengutip laman Pemkab Bojonegoro, Minggu (2/1).
Berkat kerja keras dan keuletannya, dalam delapan bulan Hafidz memperoleh omzet kurang lebih Rp 100 juta hanya dari penjualan bibit.
Hasil yang sama juga berlaku untuk penjualan buahnya. Satu bibit Pisang Canvendish seharga Rp 10 ribu. Baik itu ukuran bibit berukuran kecil maupun besar. Satu tundun antara Rp 00 ribu - Rp 400 ribu. Sementara harga satu sisir saat ini antara Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu.
BACA JUGA: Tanam Sayur di Rumah, Warga Kediri Dapat Manfaatnya, Cuan Datang
“Awal saya beli bibit dulu harganya Rp 25 ribu. Karena saat ini saya bisa pembibitan sendiri, saya jual Rp 10 saja. Nggak mau mahal-mahal,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
