Lewat Dongeng, KDKI dan PMI Turen Pulihkan Tawa Anak-Anak Semeru

27 Desember 2021 23:00

GenPI.co Jatim - Komunitas Dongeng Kepompong Indonesia (KDKI) dan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit Turen punya cara unik untuk mengembalikan senyum anak-anak penyintas erupsi Gunung Semeru.

Melalui dongeng, KDKI dan KSR PMI coba untuk menghilangkan trauma anak-anak di pengungsian.

Sekitar 60 anak-anak yang menempati posko gedung Sekolah Dasar Negeri 4 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, tampak kembali ceria.

BACA JUGA:  Sepeda Kita dan CRS Ajak Cyclist Ramaikan Ride Rapha Festive500

Selama setengah jam, mereka menyimak dan berinteraksi dengan boneka tangan yang lucu. KDKI dan KSR PMI Unit Turen membawa tema satwa dalam dongeng tersebut.

“Menghibur anak-anak, sekaligus bagian dari trauma healing. Dongeng menjadi salah satu metode penyembuhan dari trauma,” kata salah seorang pendongeng dari KDKI, Yudi Agus Priyanto Langga, Minggu (26/12).

BACA JUGA:  KWT Patih Lima Hijau Ponorogo, Datangkan Cuan dari Hidroponik

Menurutnya letusan Gunung Semeru yang terjadi pada awal Bulan Desember lalu masih melekat dalam ingatan anak-anak. Kejadian tersebut menjadi pengalaman traumatik bagi para anak-anak kaki Gunung Semeru.

Yudi menyampaikan, dongeng yang dibawakannya tersebut mengisahkan tentang karakter si monyet yang jahil dan kura-kura yang baik hati.

BACA JUGA:  Komunitas Malang Tahes Club Kembali ke Pengungsian Gunung Semeru

Kedua tokoh itu sedang belajar saat itu. Tiba-tiba ada gempa ketika para satwa tersebut tengah berada di dalam kelas.

Kura-kura mengajak teman-teman satwa lainnya untuk berlindung di bawah meja. Sementara si monyet kabur bergelantungan dan terjatuh.

Monyet pun terluka. Setelah gempa reda, teman-temannya membantu merawat monyet yang terluka.

Dalam kisah dongeng yang diceritakan itu tersirat pesan untuk mengajak anak-anak mengenal mengenal slogan siap, siaga bencana. Siaga saat pengunguman tanda aktivitas gunung api meningkat. Semua dokumen penting disiapkan dalam tas khusus.

“Sehingga ketika bencana menyiapkan diri dan selamat. Komunitas melakukan pendampingan kepada anak-anak yang berada di posko bencana bersama orang tua,” lanjutnya.

Melalui dongeng mereka menyelipkan pesan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan bencana gunung berapi, kebersihan diri dan protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19.

Anak-anak juga diajak bermain dan bernyanyi, serta melupakan letusan Gunung Semeru yang menyebabkan traumatik.

Komunitas juga berbagi keceriaan dengan membagikan paket kudapan dan paket alat tulis. Agar mereka tetap belajar dan bermain selama pengungsian.

Anak-anak dan orang tua merespons positif dongeng tersebut. Mereka mengaku senang dan jarang mendapat cerita yang juga ada unsur edukasinya.

“Senang. Belum pernah mendengarkan cerita dan dongeng seperti ini,” kata salah seorang pengungsi, Imam Wahyudi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM