Mengintip Sejarah Kota Melalui Komunitas Malang Old Photo

04 April 2021 15:00

Jatim.GenPI.co - Komunitas Malang Old Photo menggelar acara Mbloesoekan –en Djagongan Bouwplan II, Sabtu (3/4). 

Rangkaian acara berkeliling dan nostalgia, menelusuri jejak sejarah Kota Malang. Melihat sejarah Bouwplan II yang menjadi tonggak pembangunan diwilayah tersebut. 

BACA JUGA: Pergatsi Kenalkan Olahraga Gateball Lewat Piala Walikota Malang

Bouwplan II merupakan rencana pembangunan Kota Malang tahap II pada tahun 1920. 

Pembangunan wilayah ini dilakukan seiring dengan perubahan status Malang sebagai kota praja. 

Warga Belanda yang baru tiba dari negeri asalnya ingin membangun Kota Malang dengan pusat pemerintahan baru. Tentunya dengan sentuhan Eropa. 

Memindahkan dari pusat pemerintahan yang lama di depan Alun-alun Merdeka sekarang. 

Tak heran kenapa Kota Malang bisa dikatakan memiliki dua alun-alun yang hingga sekarang tetap berdiri. Pertama di Alun-alun Merdeka, dan satu lagi Alun-alun Bunder atau Tugu Malang. 

Alun-alun Bunder didirikan dibangun sejak tahun 1922 menjadi pusat pemerintahan kota.

"Tujuan area ini adalah diperuntukkan sebagai perumahan militer dan pemerintahan, berada di sekitar alun-alun ini," salah satu Tim ahli cagar budaya Kota Malang, Budi Fatoni. 

"Sehingga nama-nama jalan ini menggunakan nama para gubernur jenderal. Untuk luasnya 15.574 meter persegi," imbuh Budi mengutip malangkota.go.id.

Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengajak memperkenalkan potensi wisata heritage di wilayahnya. 

"Saya menyambut baik dan merasa senang, bersyukur atas inisiasi komunitas untuk kegiatan ini. Yang bisa memperkenalkan Malang lebih detail bukan orang lain namun kita sendiri," kata Edi. 

Kota Malang, kata dia, memiliki potensi sangat besar. Ada sejarah yang sangat luar biasa, dan ini merupakan aset yang sangat bernilai, mahal, dan tidak dimiliki daerah lain. 

Pemkot Malang dengan komunitas yang ada terus bergerak menggali, mempromosikan, dan mengenalkan potensi wisata sejarah Kota Malang.

BACA JUGA: 2 Siswa Terpilih Jadi Duta Toleransi Sidoarjo, Wah Penasaran!

“Mungkin kita menganggap hal itu kecil, karena kita sangat dekat dengan kondisi yang kita tempati," ungkapnya. 

"Kalau sangat dekat itu kadang tidak terasa. Insha Allah ini adalah potensi yang akan jadi daya tarik tersendiri," tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM