Komunitas ini Bahas Hari Jadi Kota Probolinggo, Baiknya Dikaji

29 Januari 2022 23:00

GenPI.co Jatim - Komunitas Bumi Banger Probolinggo menggelar sarasehan untuk memperingati hari jadinya yang ke-3. Tema yang diangkat, yakni Melek Sejarah Probolinggo. 

Selain anggota komunitas, sarasehan tersebut juga diikuti warga, mahasiswa, hingga pejabat dari Pemkot Probolinggo.

Pegiat sejarah Probolinggo, Eko A. Rahman yang hadir sebagai salah satu pemateri menilai, hari jadi yang jatuh pada 4 September 1359 kurang pas. 

BACA JUGA:  Komunitas IAC Wadahi Alumni SMAN 5 Surabaya Hobi Otomotif

“Tidak hanya kurang pas, Hari Jadi Kota Probolinggo yang selama diperingati setiap tahun salah, sehingga harus diluruskan,” ujarnya mengutip Ngopinareng.id, Sabtu (29/1). 

Sekadar diketahui, usia Kota Probolinggo pada hari jadi ke-662 (pada 2021), sedangkan Kabupaten Probolinggo masih 275 (pada 2021). 

BACA JUGA:  Bupati Banyuwangi Jelaskan Penanganan Covid-19 di Depan Komunitas

Perbedaan tersebut dinilai janggal. Mengingat kedua daerah bertengga dan lahir dari “rahim” yang sama, baik semasa Majapahit maupun saat pemerintahan kolonial Belanda.

Eko menjelaskan, selama ini yang dijadikan hari jadi Kota Probolinggo mengacu saat Raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk (Majapahit) memerintahkan membuka hutan Banger (Babat Alas Banger) pada 4 September 1359.

BACA JUGA:  Komunitas petani di Sumenep Mulai Budi Daya vanili

Pada Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca disebutkan nama-nama desa atau daerah Borang, Banger, Bermi. 

Desa-desa tersebut ada dalam Pupuh XXI/1 dan XXXIV/4. Diketahui, Desa Baremi merupakan pedukuhan di Kelurahan Sukabumi Kota Probolinggo. Kemudian Borang ditengarai sekarang bernama Kelurahan Wiroborang sebagai paduan antara Wirojayan dan Borang.

Sementara, Desa Banger yang lataknya di antara Bremi dan Borang, sekarang merupakan pusat Kota Probolinggo. Lalu untuk nama Banger sekarang masih dipakai untuk menyebutkan nama sungai yang mengalir di tengah Kota Probolinggo.

Dia menyebut, pemilihan patok awal hari jadi tersebut terlalu prematur. “Lebih pas kalau hari jadi mengacu pada 1 Juli 1918 sebagai hari jadi Pemerintah Kota Probolinggo, karena pada tanggal 1 Juli 1918 Pemerintah kolonial Belanda membentuk Gemeeente (Kota) Probolinggo, di bawah Kabupaten Probolinggo,” bebernya. 

Satu sisi, Wali Kota Probolinggo pertama dijabat Ferdinand Edmond Meijer yang menjabat mulai 1929 hingga 1937. “Kalau acuannya walikota pertama, ya Hari Jadi Kota Probolinggo semasa Meijer dilantik,” kata Eko.

Guru sejarah SMA Negeri 2 Kota Probolinggo, Rahman Aji yang juga menjadi narasumber sependat dengan Eko. 

“Selama ini, usia Kota Probolinggo jauh lebih tua dibandingkan dengan Kabupaten Probolinggo, padahal berasal dari cikal-bakal yang sama,” kata dia. 

Ketua Komunitas Bumi Banger Probolinggo, Imam S. juga punya pendapat sama. Dia mengusulkan untuk mengkaji ulang hari jadi tersebut. 

“Daripada terus-menerus disorot, aneh Kota Probolinggo jauh lebih tua daripada Kabupaten Probolinggo, sebaiknya ada kajian ulang,” kata dia. 

Di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispoppar) Kota Probolinggo, Fadjar Poernomo mengatakan, siap menerima masukan terkait hari jadi Kota Probolinggo. “Silakan kalau mau dikaji ulang, kami siap memfasilitasinya,” katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM