DLH dan Komunitas Papesa Kota Probolinggo Lakukan Aksi Keren

20 Februari 2022 23:00

GenPI.co Jatim - Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 menjadi momentum untuk membangun kesadaran publik dalam upaya pengurangan sampah.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama dengan Komunitas Perkumpulan Peduli Sampah (Papesa) Kota Probolinggo telah merancang sejumlah acara memperingati HPSN 2022.

“KLHK berupaya meningkatkan pembangunan Kampung Iklim yang diintegrasikan pada tiga program besar yaitu pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklim, dan perhutanan sosial,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kemitraan Lingkungan Hidup DLH Neli mengutip laman resmi Pemkot Probolinggo, Kamis (17/2).

BACA JUGA:  Komunitas Motor Trail Mahabarata juga Aktif Melakukan Baksos

HSPN jatuh pada Tanggal 21 Februari, Neli mengaku telah menyiapkan aksi nyata bersama, seperti melakukan kegiatan kerja bakti, tidak membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya.

Kegiatan tersebut sudah dimulai sejak Jumat (18/2) sampai Minggu (20/2), dengan melibatkan berbagai unsur mulai perkantoran hingga sekolahan.

BACA JUGA:  Melukis On The Spot bak Rekreasi bagi Komunitas Kolcai Surabaya

“Kami sudah buatkan surat edaran untuk melakukan aksi pungut sampah. Baik di tingkat PD (perangkat daerah, red), sekolah, dunia usaha sampai masyarakat, yang bekerjasama dengan mitra DLH yaitu Komunitas Papesa,” katanya.

Puncaknya pada Senin (21/2), yakni apel peringatan HPSN 2022 di masing-masing kantor dinas di lingkungan Pemkot Probolinggo.

BACA JUGA:  Komunitas Papesa Kota Probolinggo Siapkan Tim Kawal SE HSPN

Selain itu juga ada giat gowes bertajuk Ayo Gowes Bersihkan Sampah (AGBS) dan Sarasehan pada 25 Februari 2022.

Neli ingin peringatan HPSN ini sebagai kampanye mengurangi sampah di wilayahnya.

Hitungannya, jumlah penduduk Kota Probolinggo sekitar 240.000 jiwa. Dengan asumsi rata-rata menghasilkan sampah 0,6 kg per hari sama dengan 144.000 kg atau 144 ton.

Data yang dimiliknya, yang masuk ke TPA sudah mencapai 70 ton per hari atau sekitar 48 persen. Sisanya, sekitar 74 ton atau 52 persen masih belum dikelola dengan baik.

“Misalnya dibuang di sungai, dibakar dan sebagainya," ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM