Komunitas Nol Sampah Punya Cara Unik Ingatkan Perusahaan

22 Februari 2022 23:00

GenPI.co Jatim - Plastik menjadi barang yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu sebagai pembungkus barang belanjaan maupun kemasan makanan.

Sayang, maraknya penggunaan plastik tak berbanding lurus dengan pelestarian lingkungan.

Plastik menjadi sampah yang banyak berserakan di jalan-jalan hingga wilayah perairan.

BACA JUGA:  Komunitas Nol Sampah Aktif Ajak Warga Surabaya Peduli Lingkungan

"Kami mengajak teman-teman semuanya melihat sampah plastik. Ternyata, pada saat surut itu kami melihat semuanya di mangrove," kata anggota Komunitas Nol Sampah Hani Ismail, Selasa (22/2).

Mayoritas sampah yang ditemukan adalah plastik berbentuk kemasan saset. Padahal keberadaan sampah plastik ini punya dampak membahayakan terhadap kelestarian lingkungan.

BACA JUGA:  Komunitas Nol Sampah Komitmen Lestarikan Alam

Bahayanya jika di perarian yang paling besar, yakni mampu mengancam kelestarian tumbuhan dan hewan yang mendiami wilayah perarian

Apalagi, sampah plastik punya rentang waktu yang sangat panjang untuk terurai.

BACA JUGA:  Komunitas Nol Sampah Yakin Surabaya Bisa Bebas Kantong Plastik

"Sampah plastik ini juga terurainya lama banget, antara 100 sampai 500 tahun dan itu sangat bahaya banget," terangnya.

Butuh peran seluruh element masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut, tak terkecuali produsen yang menggunakan kemasan plastik.

Produsen atau pengusaha punya kewajiban mengolah sampah plastik produknya menjadi barang-barang ramah lingkungan.

"Setiap produsen setiap perusahaannya itu harus bertanggung jawab atas kemasan. Itu sudah tertuang dalam peraturan pemerintah bahwa perusahan nanti akan mengambil kemasanya atau mengubahnya menjadi ramah lingkungan," terangnya.

Hani mengaku, pada Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Senin (21/2), Komunitas Nol Sampah bersama Zero Waste Indonesia menggelar brand audit.
Komunitas tersebut kemudian mengirimkan sampah-sampah yang ditemukan kepada produsen.

"Kami mengirmkan ada sekitar sembilan perusahaan. Tetapi, kemarin ketika kami meyusuri sungai di Wonorejo, kami mendapatkan ada sekitar 35 perusahaan," jelasnya.

Melalui program audit itu, diharapkan bisa bersama-sama mencari jalan guna mengatasi permasalahan sampah.

"Bagaimana sih perusahaan itu atau produsen itu mempunyai tanggungjawab terhadap kemasanya," ujarnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif Reporter: Ananto pradana

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM