Jatim.GenPI.co - Surabaya Akhir Pekan (SAP) jadi sebuah wadah spesial bagi para pencinta musik Kota Pahlawan. Khusunya bagi yang doyan pada scene underground.
SAP dibentuk oleh tiga orang, yakni Abyan Eno Saputra, Shancez dan Marlon di bulan September 2015 silam.
Salah satu perwakilan SAP, Syamsi Juniar menceritakan, tiga orang tersebut ingin event-event musik bawah tanah yang sempat ramai tetap eksis.
Saat SAP dicetuskan event musik atau yang biasa disebut gigs musik underground memang sudah lagi tidak sebanyak beberapa tahun sebelumnya.
"Dan waktu itu sepi gigs, acara underground gak onok (gak ada). Terus berawal dari kegelisahan mereka-mereka iki (ini) seng (Surabaya Akhir Pekan) dibangun," ujarnya kepada GenPI Jatim, Minggu (17/10).
Tidak hanya soal megnadakan acara musik, Syamsi mengungkapkan, pembentukan komunitas juga ditujukan sebagai wadah pelaku musik di Kota Surabaya menyalurkan karya-karyanya.
Karenanya, tidak ada pengkotakan genre musik di SAP. Semua dikembalikan lagi kepada anggota selakuk penikmat musik.
"Di Surabaya Akhir Pekan ini campur semua genre kaya punk, hardcore, metal, dan emo. Jadi kami bikin satu acara yang main itu gak terpatok satu genre. Ada stoner terus grunge," kata dia.
Band-band baru juga dipersilahkan untuk manggung di acara yang dibuat oleh komuniats tersebut.
Pelaksanaan event sendiri menggunakan sistem kolektif dan transparansi keuangan bagi para band-band yang teregistrasi.
"Kedua sistemnya Surabaya Akhir Pekan ini kolektif, jadi semua itu perform. Misal band ada 6 itu urunan kabeh (patungan semua) dan kita transparansinya kaya nyewa alat, nyewa tempat, intinya berdikari," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News